Seperti bencana banjir yang melanda negeri ini, khususnya di ibukota Jakarta, masyarakat jakarta pun bisa mengantisipasi dan terus berupaya mengendalikannya. Â Para pejabat pemerintah pun berusaha untuk bisa menemukan solusi banjir itu, hingga pemikiran Sodetan yang sempat ditentang beberapa pihak.
Di balik kenyataan ini, apakah sebenarnya kita bisa mencegah banjir ini? Bila dihitung-hitung dan dianalisa dari sudut mana pun, ternyata banjir tidak bisa dicegah, apakah tidak mungkin kita menyesuaikan atau beradaptasi dengan kehadiran banjir itu sendiri?
Karena banjir dari 5 tahunan lalu menjadi tahunan, dan bisa jadi nanti akan menjadi bulanan, rasanya solusi untuk beradaptasi dengan banjir itu patut dipertimbangkan. Apa itu? Adalah renovasi rumah di kawasan langganan banjir menjadi RUMAH PANGGUNG.
Rumah panggung ini paling sering kita jumpai di luar Jawa, seperti Sumatra dan Kalimantan. Bisa dibuat panggung setinggi 1, 2 atau bahkan 3 meter. Panggung di bawah bisa dijadikan tempat parkir, tempat bermain, atau yang lainnya.
Untuk setiap rumah panggung ini dilengkapi dengan sebuah sampan atau perahu. Â Dengan demikian setiap kali banjir datang, masyarakat yang menjadi langganan banjir tidak lagi kelabakan atau kalang kabut bagaimana menyelamatkan diri, dsb.
Kecuali memang jika masyarakat yang sudah menjadi langganan banjir...ingin selalu akrab dengan banjir... di mana setiap kali banjir datang...rumah terendam, perabotan juga dan akhirnya jadi rusak... disorot tivi...dan menjadi ajang "tamasya" masyarakat lainnya.... Begitukah "tampang" ibukota negara kita?
Ini sekadar pemikiran sederhana dan sangat remeh temeh, belum didiskusikan dengan orang lain, apalagi dianalisis mengenai biaya renovasi dan lain sebagainya. Barangkali Anda bisa melengkapi....?