Bertaburan di relung sukmamu
Seberkas harapan ingin mengusapnya
Sayangnya tak pernah kau biarkan
Bukan tanganku tak mampu menggapainya
Tapi jarimu terburu menepisnya
Pilu rasanya hatiku
Kabut itu telah merenggutmu dari genggamanku
Angin itu meratakan harapanku
Kadang ingin berlari menjauh
Ku buang wajah seolah tak mau tau
Namun naluri hati tak pernah sanggup
Jiwa kecilku terlanjur terpaku ke arahmu
Bukan ku tak sanggup kehilangan
Namun aq adalah jiwa yang menghargai kenangan
Kau yang selalu ada saat pedihku
Seharusnya ada dalam setiap tawaku
Keheningan dukamu dalam kehampaan
Merasuki relungku yang terdalam
Batu kajang, 25 oktober 2010