Menurut Hovlan Jenis dan Kelley (1953) komunikasi adalah suatu proses melalui seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku seseorang. Menurut Berelson dan Steiner (1964) komunikasi adalah proses penyampaian informasi gagasan emosi keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain. Menurut Lasswell (1960) mengatakan bahwa komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan "sikap" mengatakan "apa" "dengan saluran apa" "kepada siapa" dan "dengan akibat atau hasil apa" (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?). menurut Gode (1959) komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih. Menurut Branlund (1964) komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian ketidak secara efektif mempertahankan atau memperkuat ego. Menurut Ruesch (1957) komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan. Kemudian menurut Weaver (1949) komunikasi adalah seluruh prosedur melalui pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lain.
Kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah komunitas (community) yang juga menekankan kesamaan atau kebersamaan. Komunitas merujuk pada sekelompok orang yang berkumpul atau hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu dan mereka berbagi makna dan sikap. Tanpa ada komunikasi tidak akan ada komunitas. Komunitas bergantung pada pengalaman dan emosi bersama dan komunikasi berperan serta menjelaskan kebersamaan tersebut. oleh karena itu komunitas juga berbagi dalam bentuk-bentuk komunikasi yang berkaitan dengan seni agama bahasa dan masing-masing bentuk komunikasi tersebut mengandung menyampaikan gagasan sikap perspektif pandangan yang mengakar dalam sejarah komunitas tersebut.
Sejarah Komunikasi Manusia
Everett M. Rogers (1986) dalam bukunya "Communication Technology: The New Media in Society" antara lain menyebutkan bahwa sejarah komunikasi diperkirakan sejak sekitar 35.000 tahun sebelum masehi. Pada zaman ini yang disebut sebagai zaman Cro-Magnon diperkirakan bahasa sebagai alat berkomunikasi sudah dikenal. Tiga belas ribu tahun kemudian atau sekitar 22.000 tahun sebelum masehi para ahli pra sejarah menemukan lukisan-lukisan dalam gua yang diperkirakan merupakan karya komunikasi manusia pada zaman tersebut. Sejarah perkembangan komunikasi yang lebih jelas diperkirakan dapat ditelusuri sejak sekitar 4.000 tahun sebelum masehi. Sejak zaman itu hingga sekarang menurut Rogers sejarah perkembangan komunikasi dapat dibagi dalam empat era perubahan; (1) era komunikasi tulisan (2) era komunikasi cetakan (3) era telekomunikasi dan (4) era komunikasi interaktif.
Era komunikasi tulisan diperkirakan dimulai ketika bangsa Sumeria mulai mengenali kemampuan menulis dalam lembaran tanah liat sekitar 4.000 tahun sebelum masehi. Era komunikasi cetak dimulai sejak penemuan mesin cetak "hand-press" oleh Gutenberg pada tahun 1456. Era telekomunikasi diawali dengan ditemukannya alat telegraph oleh Samuel Morse pada tahun 1456. Selanjutnya era komunikasi interaktif mulai terjadi pada pertengahan abad ke-19. Pada saat itu tepatnya tahun 1946 ditemukan "Mainframe Computer" ENIAC dengan 18.000 czcuun tubes eleh para ahli dari Universitas Pennsylvania Amerika Serikat.
Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi
Ilmu komunikasi adalah salah satu disiplin ilmu yang masuk dalam kelompok ilmu-ilmu pengetahuan sosial. Secara umum sejarah perkembangan ilmu komunikasi dapat dibagi dalam 4 periode yakni; (1) periode "tradisi retorika" yang dimulai sejak zaman Yunani Kuno (2) antara tahun 1990 sampai Perang Dunia II yang dapat disebut sebagai periode pertumbuhan ilmu komunikasi (3) setelah Perang Dunia II sampai tahun 1960-an. Periode ini umumnya disebut sebagai periode konsolidasi dan (4) periode teknologi komunikasi yang dimulai tahun 1960-an sampai sekarang. Tiap periode masing-masing memberikan karakteristik tersendiri terhadap penekanan bidang studi dan konteks peristiwa komunikasi yang diamati.
Prinsip Dasar Proses Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses pembentukan penyampaian penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi dalam diri seseorang dan/atau diantara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu. Hal ini karena komunikasi merupakan suatu proses yang bersifat simbolik transaksional serta intentional (disengaja) dalam arti mempunyai tujuan. Secara linier proses komunikasi melibatkan 4 elemen atau komponen sebagai berikut:
Sumber/pengirim komunikator yakni seseorang atau kelompok atau organisasi yang mengambil inisiatif penyampaian pesan.
Pesan berupa lambang atau tanda seperti kata-kata tertulis atau secara lisan gambar angka dan gestura.
Saluran yakni sesuatu yang dipakai sebagai alat penyampaian/pengiriman pesan (seperti surat surat kabar majalah telepon radio televisi gelombang udara dalam konteks komunikasi antar pribadi secara tatap muka).
Penerima/komunikan yakni seseorang atau sekelompok orang atau organisasi yang menjadi sasaran penerima pesan.
Disamping 4 elemen tersebut diatas biasa disebut sebagai model S-M-C-R atau Source-Message-Channel-Receiver. Adapun faktor penting lainnya dalam proses komunikasi yaitu:
Akibat/dampak/hasil yang terjadi pada pihak penerima/komunikasi.
Umpan balik/feedback yakni tanggapan baik dari pihak komunikan/penerima atas pesan yang diterimanya.
Noise/gangguan yakni faktor-faktor ataupun psikologis yang dapat menganggu atau menghambat kelancaran proses dalam komunikasi.
Proses komunikasi dapat dijelaskan sebagai berikut: pertama pihak sumber membentuk (encoding) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu (misalnya melalui surat telepon. atau bentuk percakapan langsung secara tatap muka maka yang menjadi salurannya adalah gelombang udara). Pihak penerima kemudian mengartikan dan menginterpretasikan pesan tersebut. Apabila penerima punya tanggapan maka akan membentuk pesan dan menyampaikan kembali kepada sumber/source. Tanggapan yang disampaikan penerima pesan kepada sumber tersebut disebut sebagai umpan balik. Pihak sumber kemudian akan mengartikan dan menginterpretasikan tanggapan dan kembali akan melakukan pembentukan dan penyampaian pesan baru. Demikian proses komunikasi sirkular dimana kedudukan sebagai sumber dan penerima berlaku secara bergantian.
Kemajuan teknologi informasi menjadikan sebuah perubahan pada kehidupan masyarakat. Dalam kemajuan teknologi dan globalisasi saat ini media dan budaya telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Indonesia memiliki jumlah populasi masyarakat yang besar dan memiliki berbagai macam budaya adat istiadat suku ras dan keyakinan yang berbeda-beda. Dengan beragam budaya adat istiadat suku ras dan keyakinan tersebut menjadikan Indonesia mempunyai banyak kemungkinan untuk mengalami perubahan sosial budaya dalam kehidupan masyarakat.Mereka membentuk pandangan dunia kita mempengaruhi identitas kita dan menjadi cerminan masyarakat kita. Namun kompleksitas hubungan antara media dan budaya serta dampaknya yang besar memerlukan pemahaman yang lebih luas dan mendalam.
Kajian media dan budaya memanfaatkan beberapa disiplin ilmu untuk mengungkapkan bagaimana media memengaruhi budaya ataupun sebaliknya.Antropologi sosiologi dan ilmu komunikasi misalnya menyediakan indera dan konsep untuk menganalisis hubungan interaksi menggunakan media beserta dampaknya terhadap masyarakat.Integrasi disiplin ilmu merupakan pendekatan dan pemahaman yang menggabungkan konsep metode teori dan pendekatan dari berbagai disiplin ilmu yang tidak selaras untuk mengungkapkan atau suatu fenomena atau kasus yang kompleks(Ang:1996).
Dalam kajian media dan budaya mengacu pada pendekatan yang mengkategorikan fenomena media dan budaya ke dalam konteks sosial politik ekonomi dan budaya yang  lebih luas.Hal ini berarti memahami tidak hanya individu namun sebagai bagian terpadu dari masyarakat yang lebih besar.Studi kontekstual membantu kita memahami bagaimana media mempengaruhi dan mencerminkan masyarakat dan bagaimana dinamika sosial dan budaya mempengaruhi produksi dan konsumsi media (Frodeman et.al.: 2017).
Perubahan budaya dalam kajian media dan budaya adalah pendekatan yang berfokus pada upaya dalam memahami menganalisis dan menjelaskan bagaimana media dan budaya bersinggungan dan berinteraksi dalam dinamika yang kompleks. Hal ini melibatkan pengamatan bagaimana media mencerminkan membentuk dan menciptakan norma nilai-nilai praktik-praktik serta identitas budaya dalam masyarakat. Selain itu mencakup juga bagaimana perubahan dalam teknologi media dan komunikasi berdampak pada budaya dengan cara yang sering kali mengubah cara masyarakat berinteraksi mengkonsumsi informasi dan menciptakan media (Berger 2018).
Dalam kajian media dan budaya terdapat sebuah aspek yangsangat penting untuk dipahami yaitu perubahan budaya. Budaya merupakan entitas yang dinamis senantiasa bergerak dan berubahseiring dengan perkembangan teknologi pergeseran dalam tatanan sosial sertapengaruh berbagai faktor lainnya.Perubahan budaya komunikasi dapat mengarah kepada kemudahan masyarakat dalam memperoleh dan menyampaikan informasi. Dari informasi yang diperoleh tersebut masyarakat mendapatkan keuntungan baik keuntungan sosial maupun keuntungan dalam materi atau keuangan masyarakat. Sementara pengaruh jaringan sosial yang bersifat merugikan masyarakat yaitu hadirnya berbagai macam kelompok sosial yang yang menyesatkan masyarakat dengan membawa nama keyakinan tertentu suku dan cara berperilaku tertentu yang menyimpang dari nilai-nilai yang ada dalam kebiasaan hidup yang dilakukan masyarakat.
Media sebagai Agen Perubahan Budaya
Media massa seperti televisi surat kabar dan radio sangat mempengaruhi pola pikir dan perilaku sosial. Mereka dapat membentuk citra dan narasi yang memengaruhi persepsi masyarakat tentang topik tertentu. Selain itu media juga dapat menjadi sumber inspirasi budaya dan pendorong perubahan dalam mode tren musik seni dan hiburan. Misalnya fenomena musik K-Pop dari Korea Selatan telah menyebar ke seluruh dunia dan memengaruhi selera musik serta mode di banyak negara. Ini mencerminkan bagaimana media massa dapat memfasilitasi difusi budaya yang cepat dan globalisasi budaya.
Namun dalam konteks perubahan budaya media juga dapatmenjadi objek kritik. Misalnya media bisa memperkuat stereotipdan prasangka serta mengkampanyekan norma budaya yang merugikan kelompok tertentu.Media massabaik itu melalui cetak televisi radio atau platform digital memiliki dampak signifikan dalam membentuk budaya dan memicu perubahandalam masyarakat. Dalam rangkamendapatkanwawasanyang lebihmenyeluruh penting bagikitauntukmengeksplorasisecaralebihterperincitentangbagaimana mediamassa dapatmenjadikatalisatorperubahan budaya.
Oleh karena itu mendalami hubungan antara media massa danperubahan budaya bukan hanya suatu kewajiban intelektual tetapijuga memiliki implikasi praktis yang signifikan bagi pengembangankebijakan pembentukan opini publik dan pengelolaan transformasisosial. Dengan memperpanjang pandangan kita tentang peran mediamassa dalam membentuk budaya kita bisa memperkaya pengetahuan kitatentangdinamika masyarakatmodern yang terus berubah.
Perubahan Teknologi dan Media
Dengan perubahan dalam teknologi media cara kita mengonsumsiinformasidan hiburan juga mengalami pergeseran. Misalnya platform streaming online seperti Netflix dan YouTube telah menggantikan format fisik seperti DVD dan VCD dalam mengonsumsi konten audiovisual. Ini menciptakan lebih banyak pilihan dan fleksibilitas dalam cara kita mengakses dan berbagi media. Selain itu teknologi telah memberikan kemampuan bagi individu untuk menjadi pencipta konten melalui platform berbagi video dan sosial media yang mempengaruhi budaya kreatif secara signifikan.
Perubahan teknologi media memengaruhi cara kita berinteraksi dengan media. Kita sekarang bisa berpartisipasi dalam konten media mengomentari menyukai atau berbagi menciptakan pengalaman yang lebih interaktif dan sosial. Platform media sosial memungkinkan kita untuk terlibat dalam diskusi berpartisipasi dalam acara langsung atau bergabung dalam komunitas berdasarkan minat atau identitas budaya yang sama.
Perubahan tersebut juga membentuk budaya dalam arti yang lebih luas. Misalnya penggunaan media sosial telah mengubah cara berkomunikasi dan membentuk hubungan. Hal Ini menciptakan budaya online yang memiliki norma dan bahasa yang unik. Dengan perkembangan teknologi terdapat peluang dan tantangan dalam memahami dampak ini pada budaya kita. Selain itu memahami bagaimana individu dan kelompok dalam masyarakat merespon dan berpartisipasi dalam perubahan ini dapat memberikan perspektif yang lebih kaya terhadap konsekuensi perubahan teknologi media terhadap budaya secara keseluruhan.
Perubahan Norma dan Nilai
Perubahan dalam media dan budaya adalah fenomena yang kompleks dan sering kali memiliki dampak yang signifikan pada perubahan dalam norma dan nilai-nilai sosial dalam masyarakat.perubahan media tidak hanya menciptakan transformasi dalam cara kita mengonsumsi informasi tetapijuga memicu perubahan dalam norma dan nilai-nilai sosial yang terkandung dalam budaya kita. Media baik itu melalui pemberitaan hiburan atau platform digital memiliki kekuatan untuk membentuk opini publik mengarahkan perbincangan masyarakat dan membentuk pandangan bersama tentang isu-isu penting.
Pertama penting untuk mengidentifikasi bagaimana media memainkan peran dalam membentuk norma atau nilai-nilai sosial. Kemudian diperlukan respons masyarakat terhadap perubahan dalam media dan budaya. contohnya apabila media membahas isu-isu sosial tertentu bagaimana perubahan pandangan masyarakat terhadap isu-isu ini sertaapakah ada perubahan dalam dukungan terhadap perubahan sosial.
Sebagai individu dan sebagai bagian dari masyarakat merespons perubahanini tetapi juga membantu mengidentifikasi tantangan dan peluang yang mungkin muncul sebagai hasil dari interaksi yang kompleks antara media dan budaya. Dengan memahami bagaimana media memengaruhi evolusi budaya dan nilai-nilaisosial kita dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk mengelola dampak perubahan ini dan merancang solusi yang dapat memperkaya pengalaman sosial dan kultural kita.
Perubahan Identitas Budaya
Peran media dalam membentuk identitas budaya individu dan kelompok adalah aspek penting dalam studi budaya dan media. Media memiliki pengaruh kuat dalam membentuk bagaimana individu dan kelompok mengidentifikasi diri mereka dalam konteks budaya. Misalnya ketika media mengekspresikan citra budaya tertentu melalui filmmusik atau program televisi hal ini bisa memengaruhi cara individu merasa terhubung dengan budaya tersebut.
Selain itu pemahaman tentang bagaimana media memengaruhi cara individumerespons pengaruh ini. Dalam era digital saat ini media sosial memungkinkan individu untuk berpartisipasi aktif dalam proses membentuk identitas budaya. Mereka dapat berbagi konten yang mencerminkan nilai-nilai dan identitas budaya mereka dan juga terlibat dalam diskusi dan dialog tentang identitas budaya. Media bisa memainkan peran penting dalam memicu perubahan dalam identitas budaya. Misalnya gerakan sosial atau perubahan dalam norma sosial dapat dipicu oleh perdebatan dan kesadaran yang terjadi melalui media.Identitas budaya individu dan kelompok dapat berubah seiring berjalannya waktu sejalan dengan perubahan dalam budaya tuntutan sosial atau dinamika politik.