Bukan sekali ini saja ucapan SBY justru jadi bumerang buat dirinya sendiri, dan yang mengherankan blunder-blunder itu terus terjadi. Dalam pemerintahan jilid duanya, Presiden SBY membentuk tim yang gemuk (tak ada hubungannya dengan kerbau), ada Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), ada wakil-wakil menteri, namun nampaknya SBY lupa untuk membentuk “Dewan Ucapan Presiden”, yang bertanggung jawab untuk mengedit serta merangkai kata-kata yang harus keluar dari mulut seorang Presiden . Supaya ucapan presiden menjadi bernas dan cerdas. Supaya tak ada celah bagi orang untuk menyerang balik, dan kalau perlu justru akan membungkam para pengritiknya dengan cara yang elegan.Dalam perspektif komunikasi politik, apa yang dilakukan SBY akhir-akhir ini jelas tak menunjukkan cara komunikasi politik yang cerdik. SBY mengirim pesan agar demonstrasi sebagai bagian demokrasi harus beretika, tetapi rakyat justru menangkap pesan itu sebagi “keluhan” dan “kecengengan”.