Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Artikel Utama

Ridwan Kamil akan di-Jokowi-kan

18 April 2015   08:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:57 43 0

Mungkin para pembaca bingung dengan judul artikel ini. Apa pula maksudnya Ridwan Kamil akan di-Jokowi-kan? Bagi yang mengikuti isu perkembangan media sosial seperti twitter atau facebook dan juga yang sering membaca media yang sering gagal membuat konspirasi pastinya sudah tidak heran dengan judul artikel ini.

Ya, benar dugaan para pembaca yang budiman. Ridwan Kamil sudah di-skenario-kan mengikuti untuk di-Jokowi-kan artinya akan mengikuti jejak pak Jokowi bisa menjadi presiden RI.  Betapa sudah gencar di medsos bahwa Ridwan Kamil yang “disangka” presiden oleh seorang turis Jerman yang “anoname” sudah membuat para pendukung Ridwan Kamil eforia dan membuncah rasa gembira ria riang bahagia selamanya ala mas Ninoy Karundeng.

Jika selama ini pak Jokowi dituduh bisa menjadi presiden karena skenario media. Maka saya pernah menantang para penuduh itu untuk menjadikan satu tokoh yang dikondisikan sama seperti pak Jokowi. Nah mungkin mereka telah membaca tantangan saya di artikel saya terdahulu ”Bikinlah Jokowi Tandingan”  di sini.

Kondisi Ridwan Kamil sekarang sudah mirip pak Jokowi saat menjabat walikota Solo. Awal karir pak Jokowi dimulai menjadi walikota Solo. Nah Ridwan kamil juga demikian sudah menjadi walikota Bandung.

Untuk lebih men-Jokowi pak Ridwan Kamil harus rajin blusukan dan juga harus punya proyek :”mercusuar” seperti mobil SMK. Di bandung itu gudangnya orang yang jago teknologi disana ada ITB dan IPB. Tapi pak Ridwan harus mulai dari SMK seperti pak Jokowi kemarin membuat proyek mobil SMK pak Ridwan harus buat yang spektakuler misalnya pesawat SMK.

Perjalanan selanjutnya media harus terus mencitrakan pak Ridwan Kamil sehingga bisa masuk menjadi walikota terbaik di dunia kalau bisa nomor tiga tapi lebih baik nomor 2 atau nomor 1 biar lebih tinggi prestasinya dari pak Jokowi.

Perjuangan selanjutnya Ridwan Kamil harus ikut Pilkada DKI, tapi tidak tahun 2017 ini karena pak Ridwan harus 2 kali terpilih menjadi walikota Bandung, seperti halnya pak Jokowi yang terpilih menjadi walikota Solo 2 periode. Tapi kalau yakin bisa tahun 2017 ini ikut Pilkada DKI dan menang kenapa tidak? Bahkan ini prestasi bisa melebih pak Jokowi. Tapi harus kerja ekstra dengan pasukan nasi bungkus yang lebih banyak dan rela nggak dibayar.

Nah, biar  bisa menang jadi Gubernur DKI pak Ridwan harus punya wakil seorang Tionghoa yang pemberani lebih berani daripada Ahok. Jangan pilih Jaya Suprana karena pak Jaya sudah tua dan bisa kelirumologi lantaran itu keahliannya.

Tidak cukup itu seperti yang telah saya tuliskan tadi lagi-lagi Ridwan Kamil harus punya pasukan nasi bungkus yang rela tak dibayar menulis artikel yang memuji dan memuja beliau setinggi langit seperti nabi karena disinilah kunci keberhasilan pak Jokowi. Ingat harus rela tak dibayar. Jika harus dibayar dijamin usahanya akan sia-sia dan Ridwan Kamil akan bangkrut tak bisa membayar seperti pak Prabowo yang konon katanya sudah bangkrut dan tak bisa membayar para timsesnya kemarin.

Pilih juga media yang bukan hanya pandai menebar fitnah tapi pilih media yang jago bikin konspirasi. Media yang tidak jago bikin konspirasi hanya menjadi bulan-bulanan masyarakat karena konspirasinya tidak terbukti dan jatuhnya tuduhan fitnah.

Media yang jago bikin konpirasi mereka bikin berita dan berita mereka rata-rata menjadi kenyataan. Ridwan kamil harus punya media seperti itu. Lalu apalagi? Belum cukup Ridwan Kamil harus didukung Partai yang solid dan petingginya tidak terkena kasus korupsi. Kalau sekarang yang menggadang-gadang pak Ridwan dari partai yang presiden partainya ternodai dengan korupsi daging sapi masih berat perjuangan beliau. Butuh 2 dekade untuk melupakan kasus korupsi sapi itu. Namun namanya usaha tak apalah dilakukan daripada tidak sama sekali. Mana tahu masyarakat cepat lupa dengan kasus korupsi sapi itu. Tapi sepertinya sulit karena setiap menjelang lebaran dan dihari lebaran atau saat pesta pasti masyarakat akan makan daging sapi. Makanya akan terus teringat lagi.

Tapi yang jadi pertanyaan apakah partai itu ikhlas mendukung Ridwan Kamil menjadi presiden seperti partainya pak Jokowi yang kelihatannya tidak ikhlas sehingga menyebut petugas partai. Karena lagi-lagi Ridwan Kamil bukan petinggi partai atau pemilik partai,  seperti juga halnya dengan pak Jokowi. Tentu perlu dipertanyakan lagi.

Nah itulah yang bisa dilakukan oleh seorang Ridwan kamil untuk melakukan proses pen-Jokowi-an yang sudah kelihatan digadang-gadang dari sekarang ini. Kalau tidak sekarang kapan lagi? Kalau bukan Ridwan Kamil siapa lagi?

Salam Kompasiana.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun