Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Pak Jokowi Bingung Mencari Kapolri yang Bersih

14 Januari 2015   23:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:08 327 9

Sudah lazim di negeri ini pemeo yang mengatakan bahwa polisi yang bersih cuma ada 3 yaitu Pak Hoegeng, patung polisi dan polisi tidur. Entah mengapa profesi yang satu ini sulit sekali melepaskan diri dari stigma negatif. Bahkan saya yang tinggal di komplek perumahan Polisi juga dapat melihat bagaimana keadaan mereka setelah pensiun.

Saya hanya bisa membayangkan bahwa azab atau siksa Allah itu tidak lagi menunggu nanti saat masuk alam kubur atau saat di akherat waktu masuk neraka. Ternyata saat hidup di dunia ini mereka juga sudah dapat balasannnya. Di lingkungan saya tinggal bisa saya ketahui cerita-cerita dari para tetangga yang kemungkinan tak semuanya benar.

Saya kadang tercenung sendiri melihat ada seorang pensiunan polisi yang masa tuanya sakit-sakitan. Ada juga yang berusaha mendekatkan diri untuk rajin ke mesjid tapi sikap arogannya masih saja ditunjukkan. Saya juga tercenung ketika melihat anak-anak sang pensiunan polisi yang sudah berkali-kali hendak dimasukan menjadi polisi juga tapi tak lulus-lulus padahal hartanya sudah habis dijual untuk mengurus agar anaknya bisa lulus. Akhirnya kehidupan mereka bukannya senang di masa tua tapi sungguh memprihatinkan.

Sesungguhnya “karma” atau keburukan akibat perbuatan kita terdahulu akan kita tuai juga nanti di masa tua. Dan itu sudah digambarkan dengan nyata di depan saya di lingkungan tempat saya tinggal. Itu contoh yang negatif. Tapi kok mereka itu tidak ada takutnya ya.

Tapi juga tak boleh bersikap apriori terus, tak sedikit juga yang dimasa pensiun sang polisi tadi berbahagia, dan memang dari cerita teman-teman sejawat bahwa bapak itu adalah polisi jujur dan tak pernah neko-neko. Itulah balasan yang di dunia saja sudah ditunjukkan.

Dari cerita-cerita pengalaman di lingkungan saya itu jadi tahu bahwa memang peluang polisi untuk berbuat tak jujur itu terbuka lebar. Entah karena sistemnya yang mengharuskan mereka berbuat itu atau karena faktor kesempatan yang memang terbuka lebar. Tak sedikit para polisi itu mencari tambahan dengan merazia ilegal alias pungli di jalanan. Banyak juga yang jadi mafia kasus dan makelar kasus. Ada lagi yang jadi backing perjudian, narkoba, tempat hiburan malam dan lokalisasi yang semuanya itu menjanjikan dan mendatangkan penghasilan yang lumayan besar dan kadang lebih besar dari gajinya di kepolisian.

Memang benar adanya kalau kita memakan uang dari sumber yang tidak benar alias tidak halal. Akhirnya bikin penyakit untuk tubuh maupun jiwa diri sendiri, istri dan anak keturunan kita. Bukan hanya untuk profesi polisi, profesi apapun itu. Ini juga sudah saya lihat dengan mata kepala saya sendiri. Dimana seorang polisi yang “tidak benar” rumah tangganya juga tidak benar. Anak-anaknya banyak yang  salah dalam pergaulan bahkan ada yang menjadi pecandu narkoba, ikut anggota gank motor dan balapan liar yang meresahkan masyarakat.

Gambaran ini bukan untuk menjelekan citra kepolisian atau pun bermaksud menghina apalagi mendeskreditkan korps kepolisian di negeri ini. Kita juga tak menutup mata dengan keberadaan polisi baik di lingkungan kita. Mungkin para pembaca punya pengalaman ditolong polisi saat dalam keadaan darurat. Kemungkinan saat rumah nya didatangi maling. Ketika kita menelepon polisi mereka segera datang, kita juga tak boleh menghilangkan begitu saja jasa mereka. Saat ditengah hujan atau panas terik pak Polisi setia dengan tugasnya menjaga lalulintas itu juga contoh prilaku yang baik dan kadang tak terekspos.

Begitulah sekarang ini Pak Jokowi sedang kebingungan mencari calon Kapolri yang benar-benar bersih. Bersih dari masa lalu yang suram dan masa sekarang yang cerah. Pak Jokowi sedang bingung karena calon Kapolri yang diusulkannya terlibat kasus korupsi dan sekarang telah menjadi tersangka KPK.

Kebingungan Pak Jokowi semakin membuncah, saat calon tunggal Kapolri ini yang katanya adalah titipan Ibu Mega yang notabene katanya adalah “ibu suri”. Tuduhan yang cukup naif di negeri ini. Akankah negeri yang sudah demokrasi ini masih memiliki kekuatan ibu Suri seperti dinasti kekaisaran China dalam cerita film kungfu yang saya tonton tahun 90-an yang dipemerankan Jacky Chen?

Seharusnya publik tahu bahwa memang susah mencari polisi bersih, karena saya kalau boleh mewakili rakyat kebanyakan juga sulit menemukan polisi bersih di lingkungan saya sendiri. Apalagi levelnya sudah pangkat yang tinggi.

Apakah mungkin Pak Jokowi mengangkat Kapolri dari instansi lain? Atau Kapolri dilelang jabatannya seperti lelang lurah DKI atau Kepala sekolah di DKI tempo hari. Tidak semudah itu. Karena kapolri itu lembaga penegak hukum yang harus dipilih dari internal kepolisian sendiri.

Jadi buat apa kita terus mengolok-ngolok Pak Jokowi yang calon Kapolrinya sudah jadi tersangka KPK. SBY saja yang menterinya jadi pesakitan di penjara KPK anteng-anteng saja. Konon pula saat pak Budi Gunawan jadi tersangka dan jadi pesakitan di penjara KPK saat sudah menjabat Kapolri, entah apa yang mereka lakukan kepada pak Jokowi. Mungkin mereka akan bersorak-sorai sambil berjingkrak-jingkrak menari-nari kegirangan karena pak Jokowi kena batunya. Jadi ungkapan SMS untuk para pembenci Jokowi itu sudah bisa diganti menjadi SMJS yang dipanjangkan menjadi “Senang Melihat Jokowi Susah dan Susah Melihat Jokowi Senang.”

Ya sudahlah kalau gitu salam SMJS saja.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun