Jo... duduklah, sini aku mau tanya
Tanya apa tho?
Begini... kita kan akan ke Penang, bolehlah kau cerita tentang Penang barang sedikit (dengan harapan dia mulai duduk dan mulai bercerita. Parjo sebenarnya adalah tipe pendongeng yang handal dan cocok untuk mengajar anak anak, tetapi apa dikata, dia tak berijasah)
Oh..itu tho... siap... (sambil memberikan hormat ala tentara dan duduk di sampingku)
Yang aku ingat dari buku yang pernah aku baca (walau tidak pernah sekolah Parjo suka membaca buku, bahkan koleksi.nya melebihi perpustakaan desa). Jaman dulu Penang dihuni oleh suku Semang -Pangan yang sekarang sudah punah. Mereka adalah pemburu handal, itu kata buku-buku kuno yang katanya suku ini berjaya pada 900 tahun lalu. Penang sekarang adalah bagian dari kesultanan Kedah, mohon maaf kalau salah, aku tidak sekolah...hanya kata buku dan aku tidak pernah diajarin guru. Hmmm, boleh lanjut bercerita?
Boleh-boleh (dari pada menari lagi bisa jadi tontonan karena pengunjung bandara makin banyak)
Penang itu jaman perang dunia ke 2 di hujani bom dan Jepang kalau itu menduduki Penang tahun 1941, setelah pasukan Inggris mundur ke Singapura. Jepang dengan bengisnya menjajah Penang dan mengakibatkan kelaparan, kematian akibat sakit dan kurang gizi.
Parjo, boleh protes?
Boleh-boleh, kan ini negara merdeka, merdeka untuk protes tetapi belum bebas untuk mempunyai kebebasan.
Lha katanya Penang itu terakhir dijajah Inggris, lha kok Japang? Salah kali buku yang kamu baca?
Bukan...begini, buku sejarah tidak pernah 100% benar, harus ada analisa, uraian dari pemikiran penuh kebebasan.
Pada akhir perang dunia ke 2, Inggris balik lagi ke Penang tahun..kalau ndak salah... 1946, lalu dua tahun kemudian menjadi bagian dari Federasi Malaysia dan terus merdeka, sepertinya diberi hadiah kemerdekaan tahun.... 1957 kalau ndak salah. Perdana menteri pertamanya kalau ndak keliru Wong Pow Nee
Lalu, kalau ndak salah, ya benar ya (mulai ngaco rupanya Parjo) pernah menjadi kota elektronik dan menjadi zona perdagangan bebas.
Hus..ayo boarding udah dipanggil tuh...
maka buru-buru kita naik pesawat dan Parjo berjanji meneruskan ceritanya di atas pesawat...
Parjo lanjut dong ceritanya, pintaku...
Ah..sudah itu kan sejarah, alias masa lalu...mari bermimpi menyambut masa depan.... dan kita bergembira...Gini, maksudku kita ngobrolin rencana di Penang saja, dari pada ngobrolin masa lalu, mari menari demi beberapa jam lagi. Kan kita harus berencana..bukan? Kita akan ke Penang melalui darat dari Kuala Lumpur. Aku bisa pinjam mobil sahabatku yang menjadi mandor buruh migran. Mobilnya lumayak kok.
Tidak merepotkan orang lain kah?
Wah..tidak, dia akan suka kalau aku yang pinjam, nanti kita ambil E1 High Way sampai Ampang dan terus lanjut lewat E6, melewati batu Caves, Ipoh.... di sini kita bisa makan laksa, ada warung kesukaanku. Atau bisa berhenti di Perak sebelum ke Penang.
Parjo, sudah berapa kali kamu berjalan jalan di negeri Jiran?
(dia acuh tak menjawab dan terus berceloteh)
Di Penang nanti kita ke Val d'Or, aku ingin melihat konser sahabat-sahabatku. Maksud aku sahabat sekampung dari Sayidan yang kebetulan manggung di sini ...Dulu aku selalu ajak pacarku menonton konsernya.... kemanapun aku dan pacarku tidak pernah absen menonton, dari Amsterdam sampai pojok kota sekecil Soreang, aku tidak pernah absen.
Lalu?
Marilah kita nyanyi dulu ... (wah gawat nih..kumat tuh Parjo)
Sststststtt jangan berisik Parjo, semua orang melihat kita (Parjo teringat sang pacar dan mulai menyanyi sambil bergoyang bahu dan kepala)
Hey.. apa salahnya, aku happy, mau menyanyi, kalau orang pada menonton kita, nggak salahkan? Mereka akan jadi happy juga..yuk mari.... Lha ini lagu kesayangan aku...membuat aku melayang-layang dan bernyanyi....