Terkepung enam samurai tangguh
Tersimpuh aku, menunduk bisu
Mataku kosong menatap hampa
Tanganku kaku tersihir
Raga dan jiwa pasrah hampir menyerah
Sebentar lagi, nasibku diantara kilatan 6 pedang
***
Pedang pertama menyambar
Aku terhenyak dan hanya mengelak
Tak kuasa aku menangkisnya
Pendekar mungil lereng Muria
Tak kasat mata berbisik
Tangkislah pedang tumpul itu
Aku sempat ragu
***
Pedang ke dua mengiris kuping kiriku
Pendekar mungil lereng Muria
Tak kasat mata berbisik
Hanya kuping, kau bisa pakai kupingku
***
Pedang ketiga terhujam lengan kananku
Pendekar mungil lereng Muria
Tak kasat mata berbisik
Tutuplah matamu, dengar desir angin bernapsu
Aku termangu
***
Pedang ke empat menyalak galak
Menggores pipi kiriku
Pendekar mungil lereng Muria
Tak kasat mata berbisik
Tutup matamu, panjatkan mantra pada alam
Aku tertegun kaku dengan mantraku
Pedang ke lima dan enam membisu
Ternyata 6 pedang kayu belaka
Tumpul, bisu, bermakna semu
Dan aku termangu