menyusuri angin yang pelan menguap.
Ada bisik angin yang merambat pelan,
mencium dedaunan, menyentuh dahan,
membawa cerita yang tak sempat kita bagi,
mengiringi langkah tanpa suara, tanpa janji.
Terang yang belum sepenuhnya terbit,
merayap, melukis lembut di ufuk pagi,
seperti kata-kata yang kita simpan sendiri,
tanpa berani sampai, namun tetap menemani.
Mungkin, hari ini biarlah cahaya bicara,
memberi tanpa harus menerima,
menghangatkan tanpa perlu diminta,
berjanji pada diam, mengikat pada jiwa.
Dalam segala yang tak perlu diucap,
ada rasa yang tetap menyusup pelan,
mengikat kita pada cahaya yang sama,
meski langkah kita tertinggal di seberang masa.