Dokumen rahasia yang berhasil diperoleh stasiun televsisiAlArabiyamengungkapkan bahwa dua pilot Turki masih hidup setelah jet merekaberhasil ditembak oleh militer Suriah pada 22 Juni 2012. Intelijen Angkatan Udara Suriah kemudian menangkap kedua pilot tersebut. setelah jet mereka jatuh. Dokumen itu juga mengungkapkan keterlibatan Rusia dalam operasi rahasia tersebut.
“Dua pilot Turki ditangkap oleh Intelijen Angkatan Udara Suriah setelah jet mereka ditembak jatuh dalam koordinasi dengan pangkalan Laut Rusia di (sebuah Kota Suriah)Tartus” demikian salah satu isi dokumen yang dikutip oleh situs AlArabiya
Laporan dalam dokumen menyebutkan bahwa atas instruksi presiden, agen di lapangan diberi perintah untuk memperlakukan kedua pilot tersebut sesuai protokol tahanan perang. Isi dokumen selanjutnya menyebutkan perintah investigasi atas kedua pilot tersebut tentang peran Turki dalam dukungannya terhadap Tentara Pembebas Suriah(FSA), kelompok utama yang melakukan perlawanan bersenjata terhadap Pemerintah Assad. Dua tahanan itu, sebagaimana yang tertulis dalam dokumen, juga diusulkan untuk dipindahkan ke dalam pengawasan Hizbullah, sekutu Assad di Libanon.
Yang cukup mengejutkan adalah, pada beberapa bagian selanjutnya, dokumen rahasia tersebut menyebutkan bahwa bila kedua pilot tersebut tidak terbunuh setelah jet siluman F-4 mereka jatuh, kematian keduanya adalah hal yang tak terhindarkan.
Bocoran isi berkas yang dikirim dari istana kepresidenan ke seluruh satuan intelijen Suriah berbunyi “Berdasarkaninformasi dan petunjuk dari pemerintah Rusia, perlu untuk mengeliminasi dua pilot yang ditahan oleh Unit Operasi Khusus dengan cara yang alami dan jasad keduanya harus dikembalikan ke lokasi jatuhnya (pesawat) di perairan internasional.”
Dokumen yang sama juga berisi saran kepada pemerintah Suriah untuk mengirimkan pesan gertakan kepada Turki. Yaitu dengan mengisyaratkan bahwa Suriah mampu menggerakan pemberontak Kurdi ke perbatasan Turki jika negara dua benua itu menunjukan sikap bermusuhan. Laporan dalam dokumen juga menekankan bahwa pemerintah Suriah harus meminta maaf kepada Turki karena insiden penembakan tak sengaja (yang sebenarnya disengaja)tersebut. Tujuannya untuk mempermalukan Turki dan memenangkan dukungan opini internasional.
Informasi dokumen rahasia tersebut bertentangan dengan pernyataan Assad dalam wawancaranya dengan koran Turki, Cumhuriyet. Ia menyesalkan penembakan yang terjadipada 22 Juni silam. Menurutnya pasukan Suriah tidak mengenali pesawat tersebut dan terpaksa menembaknya jatuh
“Saya berharap 100 % Kami tidak menyerangnya”ujar Assad, dua minggu setelah insiden penembakan itu.
Dokumen ini adalah bagian dari ratusan dokumen yang berhasil sampai ke tangan pihak televisi Al Arabiya. Al-Arabiya menyebutkan bahwa ratusandokumen itu mereka peroleh dengan bantuan anggota oposisi suriah yang menolak untuk mengungkapkan bagaimana cara mendapatkannya.