Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Agenda Besar di Balik Merti Kutho #2

23 Mei 2014   15:54 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:12 21 0


Aksi Merti Kutho #2 yang berlangsung Kamis (15/05) lalu sebenarnya merupakan peristiwa kecil dibalik rencana besar Komunitas Warga Berdaya. Faksi-faksi kecil antar komunitas bersatu menjadi sebuah gerakan yang tentunya ingin meraih sebuah tujuan. Demikian pernyataan implisit disampaikan aktivis Green Map Yogyakarta, Elanto Wijoyo pada Tim Gudegnet.

"Tujuannya tidak lain untuk mengajak seluruh elemen masyarakat agar kritis akan perubahan yang terjadi dilingkungannya, aksi kemarin itu merupakan sebuah gerakan untuk mengkritik kualitas lingkungan yang buruk," jelas Elanto pada Tim Gudegnet malam ini dikawasan Prawirotaman Yogyakarta.

Jika keadaan ini tak kunjung memberikan perubahan dan terus berlanjut, maka warga berdaya juga akan terus tanpa henti melakukan masukan-masukan diberbagai bidang. Aksi merti kutho sendiri merupakan sebuah respon akan vandalisme yang semakin merajalela. Dibalik kegiatan mengecat bangunan cagar budaya , masih ada banyak tuntutan yang harusnya terus diperhatikan oleh pemerintah kota Yogyakarta.

"Hotel masih terus dibangun, sampah visual dimana-mana dan masih banyak hal lain, aksi itu merupakan penanda bukan aktivitas utama, gerakan itu semacam pesan," terangnya.

Peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemkot pun seakan-akan mandul tak mampu melahirkan sesuatu. Ia ingin mendorong aksi tersebut agar dapat menyentil kalangan eksekutif untuk membuat raperda yang dapat menjawab kepentingan publik. "Iklan Luar ruang misalnya, Tak kunjung diketok karena ingin mengamankan bisnislah dan serangkaian alasan lain yang penuh tanda tanya," tambahnya.

Dengan adaya aksi kemarin tersebut, ia berharap ada sebuah imbas besar yang cenderung dapat merubah sikap setiap individu masyarakat untuk secara sadar dapat merubah sikap serta perilaku dalam rangka turut membela lingkungannya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun