Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Awan Bertaut Bisu

25 Mei 2010   17:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:58 67 0
Dalam kalbu ku tanam benih-benih awan

dalam tautan bisu yang membara

Kutapakin hari-hari tanpa kata

hanya nafas dan detak-detak jam dinding tua itu

berpacu dengan jalannya usia

***

Terimakasih Tuhan

telah Kau karuniakan semua

yang kadang tidak dipahami ciptaanMu

ada sejuta bisu yang akhirnya merangkai kata-kata

ada sejuta mimpi yang akhirnya merangkai nyata

ada sejuta ragu yang akhirnya terkatakan

***

Genangan air mata

yang lama tersimpan rapi dalam senyumnya kalbu

tertetes satu demi satu

Gumpalan gundah

yang bisu dan tidak pernah kutau

tertuang dalam pancaran mata

Aku mencoba membaca

***

usapan jari-jariku

mengisyaratkan hasratku

untuk membuka tembok yang bisu

Tanpa kata-kata aku mencoba

untuk membaca karuniaMu

***

Awan

yang dulu bisu

sekarang aku kian tau

bahwa kamu dan aku tidaklah beda

bahwa aku perlu selalu bercermin

pada pancaran matamu

***

Larut sudah usia ini

biarkan aku meneruskan langkah

menapakin jalanku bersama

kamu dalam benak dan kalbuku

Terimakasih Tuhan

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun