Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Tim Rukyat Muhammadiyah, FPI dan MM Perlu Diuji Keilmuannya?

9 Juli 2013   04:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:49 599 1
Tak terasa sekarang kita memasuki bulan ramadhan kali ini, semoga umat islam khususnya di Indonesia dapat menjalankan ibadah ini dengan baik dan mendapatkan rahmat dan maghfirohnya. Tepatnya senin malam, ribuan umat islam di Indonesia menantikan kapan mulainya puasa ramadhan. Antusias untuk beibadah yang sangat besar itu ditunggu melalui sidang isbat Kementrian Agama Republik Indonesia. Berbagai ormas dengan timnya masing-masing melaporkan hasil pantauan rukyatnya kepada Menteri Agama tersebut. Ada hal yang menarik dari sidang Isbat kemarin malam, seluruh aspirasi berbagai ormas didengar oleh pemerintah, saya sangat apresiasi untuk Bapak Suryadarma Ali yang begitu tenang dan mendengar seluruh aspirasi ormas-ormas di Indonesia.

Ada hal yang menarik dari pernyataan dan aspirasi ormas, salah satu ormas meminta agar Tim Rukyat dari ormas yang tidak ditunjuk oleh pemerintah perlu di uji keilmuannya, dan legalitasnya. Kalau kita berfikir Tim Rukyat dari pemerintah berasal dari Ilmuan-ilmuan yang sesuai dengan bidangnya seperti Tim Observatorium Boscha atau Ahli-ahli astronomi lainnya ditambah dari ustadz-ustadz yang ahli dibidang agama (fiqih -syariah).

Tim Rukyat FPI pada Senin sore tadi (8/7/2013) melaporkan telah terlihat Hilal Ramadhan 1434 H oleh tiga orang yang bernama HM. Labib, S.Pdi, (30 tahun), Ustadz Nabil M (27 Tahun) serta Ustadz Afriyano (35 tahun). Hilal terlihat pada pukul 17.52 WIB selama 1 menit 30 detik dengan tinggi Hilal 2'55"13 pada posisi kiri atas matahari. (sumber suara-islam.com )

Ketiga orang yang melihat hilal tersebut sudah diambil sumpah oleh Ketua Pengadilan Agama Jakarta Timur, Drs. Amril L Mawardi, SH, MA.

Menurut pandangan saya, FPI dan MM serta Muhammadiyah perlu secara transparan menjelaskan kepada masyarakat profile Tim Rukyat mereka masing-masing dari background pendidikan, keilmuan astronominya, bahkan keilmuan syariahnya. Kalau perlu disertifikasi layaknya guru yang akan mengajar.

Semoga perbedaan kita menjadikan kita untuk lebih bersemangat mencari ilmu bukan sekedar taqlid (ikut-ikutan) terutama menyangkut ibadah. Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun