Bertrand Goarin adalah bujangan dari Vannes, Nantes, Perancis. Hari Jumat 24 Januari 2014 menikah dengan keponakan saya Dinny dari Kendari. Akad Nikah berlangsung khidmat dan tertib dirumah saya di Condet Jakarta. Perjuangan mereka berdua dimulai dari berkenalan melalui internet di tahun 2012 sampai happy ending ke pelaminan Akad Nikah merupakan perjuangan yang patut diajungi jempol.
Bagaimana ceriteranya ?
Dinny adalah mantan staf Lembaga Kemanusiaan ESQ. Setelah 3 tahun bekerja di LK ESQ Dinny pindah bekerja di Perwakilan Sulaesi Tenggara di Jakarta. Sambil bekerja di Perwakilan Sultra, Dinny mengikuti kursus bahasa Perancis karena Dinny senang belajar bahasa asing dan memilih belajar bahasa Perancis. Untuk melatih bahasa Perancisnya, Dinny yang mempunyai akun FB mencari teman dari Perancis untuk memperlancar kemahiran Perancisnya. Zaman telah berubah. TeknologiIT telah sangat maju, jarak bukan masalah. Teman yang baru dikenal Dinny lewat Facebook di awal tahun 2012 bernama Bertrand Goarin berasal dari Vannes sebuah kota kecil di Perancis Timur, berdekatan dengan kota Nantes. Kepandaian bahasa Perancis Dinny meningkat pesat seiring dengan berjalannya waktu. Saling sapa, saling ceritera, saling membuka diri masing-masing telah membuat Perancisnya Dinny meningkat pesat sekali. Di awal januari 2013, Bertrand memutuskan untuk berlibur ke Indonesia. Ada dua tujuan yaitu pergi ke Bali yang sudah terkenal dan Bertrand mau menemui teman FB yang bernama Dinny. Pertama kali Bertrand bertemu dengan Dinny, Bertrand sudah menunjukkan ketertarikannya kepada Dinny. Sudah naksir berat. Sudah jatuh cinta. Dinny bingung sekali, dia belum tahu latar belakang laki2 asing dari Perancis ini. Kalau ditanya oleh ortunya Dinny selalu diberitahukan bahwa Bertrand hanya sebatas teman FB yang mengajari Perancis melalu koresponden jarak jauh yaitu internet. Saya dan ortunya Dinny tidak bias bahasa Perancis, semua komunikasi dengan Bertrand mlalui penterjemah yaitu Dinny. Kesibukkan Bertrand selama di Jakarta antara lain keliling Jakarta, ke Ancol, ke TMII, makan siang dengan saya dengan komunikasi ‘tarzan’, lalu ke Bandung untuk menghadiri pernikahan sepupunya Dinny ala Sunda. Mulai Akad Nikah dan resepsi pesta kawin setelah akad nikah. Setelah beberapa hari di Jakarta dan setelah mau pulanng ke Perancis, Bertrand nekad bilang bahwa dia mau mengawini Dinny. Saya dan ortu Dinny mengatakan tidak mungkin, kami dan Betrand beda bangsa, beda agama, beda budaya. Jawaban Bertrand mengagetkan yaitu dia mau masuk Islam, dia mau belajar Islam, dia mau kawinnya di Indonesia dengan adat Indonesia. Saya belum pernah ketemu ada orang senekad itu. Dia bilang akan kembali ke Jakarta 4 bulan lagi.
Kunjungan kedua dia ceritera bahwa dia sudah bertemu ulama Islam keturunan Turki di ‘kampung’ nya di Vannes, Nantes, Perancis. Selama berkunjung ke Jakarta, Bertrand makan apa saja yang dihidangkan. Makanan apa saja dilahap habis, kecuali sambal.Kami mengevaluasi bahwa orang ini sopan, orangnya kalem, masih muda 33 tahun, punya pekerjaan tetap di vanes, Nantes, Perancis. Kunjungan yang kedua ini ditutup dengan undangan kepada ortunya Dinny dan Dinny untuk berkunjung ke Vannes dan untuk berkenalan dengan keluarganya. Wow.. ini serius sekali..
Akhirnya di bulan September berangkat ke Perancis. Bertemu bapak dan ibunya Bertrand, dan familinya. Dari keluarga baik2 dan mempunyai pekerjaan dan sudah mempunyai rumah. Diakhiri dengan niat Bertrand untuk mengawini Dinny di Jakarta dibulan januari 2014.
Banyak rintangan yang dihadapi Dinny. Karena calon suaminya itu beda bangsa, beda adat istiadat, beda makanannya, beda agamanya, beda iklim cuacanya. Urusan administrasi visa yang rumit, urusan birokrasi yang kompleks. Intinya sangat ribet dan memusingkan. Namun Dinny ulet, Bertrand pun ulet. Semua rintangan diatasi dengan baik dan mulus.
Happy ending itu terjadi 24 Januari 2014 yang lalu. Bertrand Goarin menikah secara Islam dengan Dinny Tanggapili. Bertrand sudah mengucapkan sahadat di Perancis, dibimbing oleh Ulama Islamn keturunan Turki. Disaksikan oleh kedua orang tua penganten. Sungguh suatu moment yang indah. Orang tua Bertrand hanya bias bahasa Perancis namun sangat menikmati upacara akad nikah secara Islam. Demikian juga dengan orang tua Dinny yang bapak asli Kendari, ibu dari Betawi tidak bias bicara bahasa Perancis dan tidak bias bicara bahasa Ingris. Namun keduanya happy. Keduanya menyatu dalam kegembiraan akad nikah yang islami. Dilanjutkan dengan resepsi di anjungan Kendari di TMII.