Ibu tampak begitu tua. Wajahnya murung, sorot matanya sedih. Aku menggapai, ingin menyentuh wajahnya dengan tanganku. Tetapi wajah itu yang begitu akrab, lembut dan sabar, perlahan-lahan menjauh, memudar. Aku menggapai-gapai panik, berseru-seru memanggil Ibu hingga napasku tersengal-sengal dan tangisku kering. Aku terduduk lemas dengan sisa-sisa air mata yang mengering.
KEMBALI KE ARTIKEL