Makhluk dalam Buddhisme adalah manusia, binatang, makhluk yang menderita di alam neraka (ada beberapa), semacam, hantu, genderuwo atau semacamnya, juga termasuk makhluk yang hidup di alam bahagia (surga, surga ada banyak dalam Buddhisme) seperti dewa, dewi, brahma dan semacamnya. Tanaman tidak termasuk makhluk hidup, karena tidak memiliki pikiran dan kesadaran.
Metta dikatakan cinta kasih, diungkapkan dalam perbuatan yang dilakukan demi kebahagiaan makhluk lain, tidak demi kepentingan diri sendiri saja. Perbuatan yang dilakukan dalam bentuk pikiran, ucapan dan tindakan fisik.
Dimulai dari pikiran, tidak adanya pikiran untuk menyakiti, tidak ada pikiran untuk mengambil barang milik yang lain, tetapi pikiran yang selalu mendukung kebahagiaan makhluk lain, dalam hati mengharapkan semua makhluk berbahagia dengan mengucapkan "Semoga semua makhluk berbahagia" dalam hati.
Pikiran yang mengharapkan kebahagiaan makhluk lain dilanjutkan dengan ucapan yang juga mendukung kebahagiaan makhluk lain. Hanya mengucapkan hal yang benar, bermanfaat, tepat waktu dan tentunya mendukung kebahagiaan yang mendengarkannya.
Kata-kata fitnah, memecah belah, menyakiti, merendahkan harus dihindari. Kata-kata yang benar, mendukung kerukunan, mendukung persatuan, mendukung kebahagiaan harus diusahakan sebagai ungkapan dari Metta.
Tindakan nyata harus dilakukan, tidak menyakiti, apalagi membunuh, tidak mencuri atau mengambil barang bukan miliknya, tidak melakukan pelanggaran susila, selingkuh, tidak mabuk-mabukan semua dilakukan demi manfaat diri sendiri juga demi kebahagiaan yang lainnya.
Jika tidak menyakiti, tidak membunuh lingkungannya aman, karena tidak takut disakiti, mendukung kebahagiaan yang lainnya. Dengan tidak mengambil barang bukan miliknya, maka orang sekitar tidak khawatir akan dicuri, mendukung kebahagiaan yang lainnya. Dengan berkata jujur, benar, bermanfaat orang sekitar tidak merasa takut ditipu. Mendukung kebahagiaan yang lainnya.
Dengan tidak selingkuh, maka keluarga menjadi bahagia. Keluarga lainnya tidak takut diganggu, mendukung kebahagiaan lingkungan.
Selain tidak menyakiti, tidak membunuh akan dengan senang hati menolong makhluk lain yang sedang menderita. Selain tidak mencuri, tidak korupsi, juga dengan senang hati memberi bantuan dana demi kebahagiaan dan manfaat makhluk lain. Selain tidak selingkuh, juga menyayangi pasangan dan keluarganya, dan seterusnya.
Segala perbuatan atas dasar Metta (Cinta kasih) demi kebahagiaan makhluk lain, harus dilakukan dalam bentuk pikiran, ucapan dan perbuatan secara berkesinambungan, tidak hanya sewaktu-waktu. Sebuah latihan dalam kehidupan nyata, kadang gagal, kadang berhasil, tapi harus terus berjuang untuk melakukannya.
Seseorang yang selalu mementingkan diri sendiri tidaklah mudah melakukan hal ini, karena segala pikiran, ucapan dan tindakannya yang dilakukan demi kepentingan diri sendiri, demi memuaskan nafsunya.
Seseorang yang sedang memuaskan nafsunya, disebut sedang dalam penderitaan. Karena tidaklah mungkin nafsu keserakahan, nafsu amarah akan terpuaskan.
Jelas, bahwa seseorang yang mementingkan diri sendiri adalah orang yang menderita.
Kebalikannya, jika seseorang tidak mementingkan dirinya sendiri, ia tidak diliputi oleh nafsu keserakhan, nafsu amarah, sehingga hatinya tidak diliputi penderitaan, ia tidak menderita.
Seseorang yang pikiran, ucapan dan perbuatannya dilakukan demi kebahagiaan, demi manfaat orang lain, orang yang demikian orang yang bebas dari penderitaan.
Seseorang yang memiliki cinta kasih yang sangat kuat, siapapun mereka, dari agama apapun akan memiliki aura cinta kasih yang sangat kuat. Bahkan begitu kuat cinta kasihnya, ketika seseorang dekat dengannya akan merasa bahagia, bahkan dapat meneteskan air mata.
Dengan melatih Metta, bukan saja kebahagiaan makhluk lain didukung, tapi secara langsung menumbuhkan bibit kebahagiaan, bibit bebas dari penderitaan pada diri sendiri.