Pertama-tama, perlu diingat bahwa vaksin Astrazeneca telah diterima lebih dari 1 miliar dosis di seluruh dunia dan telah dinyatakan aman oleh WHO. Data dari Eropa menunjukkan tidak terjadi perubahan signifikan dalam kejadian thromboemboli setelah vaksinasi dengan Astrazeneca, jika dibandingkan sebelum vaksinasi. Hal ini menunjukkan bahwa vaksin ini tidak terkait dengan pembekuan darah.
Namun, beberapa laporan mengenai efek sampingan, termasuk pembekuan darah, telah dilaporkan. AstraZeneca sendiri telah mengakui bahwa vaksinnya dapat menyebabkan pembekuan darah, meski jarang terjadi. Hal ini telah menimbulkan kekhawatiran dan beberapa negara telah mengubah rekomendasi vaksinasi untuk orang-orang di bawah 40 tahun.
Dalam beberapa kasus, vaksin Astrazeneca telah dikaitkan dengan kejadian thromboemboli yang jarang terjadi, seperti trombosis vaksin-induced immune thrombotic thrombocytopenia (VITT). Namun, penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa interaksi protein dalam darah dengan komponen vaksin Astrazeneca dapat memicu reaksi ini.
Dalam beberapa negara, seperti Indonesia, tidak terdapat laporan kejadian VITT setelah penggunaan vaksin Astrazeneca. Hal ini menunjukkan bahwa vaksin ini dapat digunakan dengan aman di beberapa wilayah.
Dalam kesimpulan, vaksin Astrazeneca dapat dikatakan sebagai vaksin yang aman, namun dengan efek sampingan yang jarang terjadi. Data dari berbagai sumber menunjukkan bahwa vaksin ini tidak terkait dengan pembekuan darah, dan beberapa negara telah mengubah rekomendasi vaksinasi untuk orang-orang di bawah 40 tahun. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami lebih lanjut tentang efek sampingan vaksin ini dan bagaimana cara mengurangi risiko terjadinya efek sampingan tersebut.