Guruh kecil mungkin tak pernah menyadari arti namanya. Setelah petir melesat membelah kelabu awan, suara yang biasa disebut guruh atau geledek menyusul menggelegar mengoyak gelombang suara bumi. 2 Juli 1993, Guruh Tri Utomo lahir. Ia tak pernah menyangka nama yang diberikan ayahnya punya makna mendalam. Menjalani kehidupan seperti anak-anak seusianya di kampung Karangdowo, Kabupaten Klaten, Guruh sangat dekat dengan suasana desa dan segala pola kearifannya.
KEMBALI KE ARTIKEL