Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana Pilihan

Puisi | Popcorn (Part 22)

21 Mei 2023   09:02 Diperbarui: 21 Mei 2023   10:15 272 47
Mereka serius bercengkerama di pepohonan rindang. Halaman depan ruang kerjaku. Itu dia, terlihat dari jendela model rumah kolonial ini.

Merpati posmu belum mau pulang, katanya. Asyik temu kangen dengan merpatiku. Tampaknya mereka masih famili dekat. Perawakan keduanya tak jauh berbeda. Sama-sama punya daya tempuh terbang jarak jauh lintas benua. Emang keren banget kuy.

Apa kau tega memaksanya pulang? Enggak dong. Jadilah manusia bijak peduli binatang peliharaan. Ya toh. "Ya, katamu," kau, setuju dengan pendapatku. Tapi kau bilang juga "Asalkan tidak memelihara kecoa." Hahaha, you and  me, bukan jenis makhluk sinting kan?

Hehehe, perdebatan kecoa tanpa ujung pangkal, hingga menjaring ranah filosofis, kesenjangan sosial di planet bumi. Udeh kagak zaman kale. Emangnye zaman imperium absolut wkwkwk. Justru, aku khawatir obrolan bakal menyasar ramalan zodiak. Wah! Hihihi... Ternyata benar.

Kau mulai membahas hubungan, Planet Aries dengan Taurus, Gemini dengan Cancer, Leo-Virgo, Libra-Scorpio, Sagittarius-Capricorn, Aquarius-Pisces, seterusnya panjang lebar. Ujung-ujungnya jatuh diramalan mencari jodoh ini-itu. "Wuss! Aku bilang. Stop!" ogah deh akyu, masuk ranah perjodohan penyebab mules. Membuatku si awam ini mimpi ngompol hahaha.

Oh ya. Kau tahu? Sea Games 2023, Timnas negeriku, U-22 Juara! Emas! Thailand kalah, tulen, asli, 24 karat, skor 5 - 2. Kali ini Thailand, mengakui Knock Out, secara frontal, bersahabat. Sungguh hadiah jelang pemilu di negeriku 2024, sekaligus contoh sportif, baik, benar, open mind. Keren loh.

Kemenangan U-22 di Sea Games 2023. Membari pelajaran bagus banget. Bagaimana, menciptakan permainan jernih, spektakuler di lapangan hijau. Mencapai akurasi tendangan kritis kegawang lawan. Itu dia, green politics, kunci kerjasama erat bahu membahu, menghasilkan kemenangan, Kebangsaan-Jurdil. Sekalipun lawan menekan-official sepak bola negeriku tetap sabar. You know-lah hai, kesabaran itu emas.

"Hasilnya! Hura! Weeee! Menang! Salam damai kuy!"

Satu hal lagi, aku mau bertanya padamu. Mengenai kebijakan negeriku. Soal hilirisasi larangan ekspor bahan mentah mineral. Nah kan? Kenapa sih negerimu ngomel melulu menyoal Nikel. Hehehe. Gondok ya. Negeriku menolak ekspor bahan mentah Nikel ke negerimu. Sekale-sekale kale. Negeriku galak. Boleh dong!

Ogah kale, balik ke zaman VOC. Apa iya menyoal ekspor, mau kembali ke era VOC? Balik ke zaman kompeni? Ya enggaklah. I'm sorry to say deh ya. Giniloh. Catet ya. Hilirisasi, kebijakan larangan ekspor di tulis dengan, huruf tebal, bold and beautiful.

Lah, selama ini kan, ehem-ehem melulu para bos negeri seberang itu. Nggih toh. Tetap boleh beli kok. Tapi, boleh beli kalau bahannya sudah mateng nggih? Kalau mentah? Enggak boleh. Nanti bisa sakit perut loh. Lah pripun niku, Uni Eropa, WTO (Organisasi Perdagangan Dunia). Kok, ngambek sihh ... Nanti cepat tua loh.

Oke sobat, sudah aku kemas, tempe orek, balado jengkol pedas, juga sambal goreng teri kacang plus tape bakar. Dijamin tak butuh waktu lama paket komplit, tiba di negerimu. Oke? Sampai jumpa di surat berikut. Salam manis dari negeriku.

***

Jakarta Kompasiana, Mei 21, 2023.
Salam cinta saudaraku.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun