Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana Pilihan

Popcorn (Part 20)

10 Mei 2023   13:15 Diperbarui: 10 Mei 2023   13:24 191 49
Merpati pos meninggi ke angkasa membawa kabar kepadamu, tentang banyak hal. Semoga sampai di jendela kamar kerjamu beberapa hari kedepan.

Kali ini aku akan berkabar rentang waktu sekolah di perbatasan negeri, juga desa tertinggal. Segala upaya tengah memperbaiki keberadaan antar komunikasi wawasan di berbagai kawasan pengembangan pendidikan untuk saudara-saudaraku nun di sana, terutama kemudahan meraih prestasi menuju jenjang beasiswa terpadu, semoga negara tetap hadir di antara luasnya kepulauan negeriku.

Ada banyak infrastruktur tengah membuka berbagai kemungkinan akses pendidikan, mampu mempercepat perkembangan percepatan tekno edukasi lintas pulau. Semoga kau setia membaca surat-suratku, sahabat. Senantiasa pula bersedia berbalas cerita.

Apa kabarmu di sana sahabat.
Oh ya, beberapa pertanyaanmu sudah terjawabkan meski singkat. Benar katamu, sebuah upaya-rencana waktu, juga keberanian dari kejujuran. Utamakan ruang pendidikan sekecil apapun, katamu, sekalipun di atas sepetak sawah seluas sebuah dangau.

"Negerimu sangat indah, aku sudah membaca sejarah Kihajar Dewantara, pendiri, Taman Siswa, juga Kartini. Menurutku kedua tokoh itu, tak sekadar melakukan perlawanan ketidak adilan zaman feodal ataupun kolonial, akan tetapi, keduanya, membangun benteng pendidikan sebagai kekuatan kecerdasan baru di zamannya," katamu, di surat bulan lalu.

Terima kasih sahabat. Negeri edukatif, semoga tak pernah berhenti mengembangkan pendidikan bagi orang banyak. "Seharusnya ... Setelah masa kolonial lewat. Berjuang tak kenal waktu ataupun perbedaan zaman," katamu lagi.

Sahabat nun di sana.
Kau tahu, petani jeruk atau sayur mayur, misalnya, tak perlu lagi kesulitan pengiriman barang dagangannya, kini ada tol laut, juga akses lintas cepat jalan-jalan luas, pelabuhan, rel-rel kereta tak berfungsi kembali dibangkitkan, meski masih dalam tahap menuju maksimal dari target, berkat kesepahaman bersama penghuni negeri kami.

Kau tahu, hal paling menyenangkan? Pendewasaan politik, praktis berjalan, semakin baik, hubungan perdagangan dengan negeri jauhpun semakin membuka wawasan kemitraan. Meski, ya maklum lah, masih ada saja gangguan teknis atau stabilitas, namun aku menganggapnya sebagai sebuah kewajaran.

Dear Sahabat.
Apapun kabar tertulis dariku, tidak saja suatu hal dari realitas berjalan, baik-baik saja. Menyoal isu miring dalam perkembangan suatu negeri juga hal biasakan, demikian pula terjadi di negerimu. "Ketidak puasan, ujian dari sebuah perjalanan menuju kebaikan, juga kebenaran," katamu, pada surat sebelumnya.

Ingin rasanya aku menjenguk negerimu, sebagaimana kau ceritakan. Aku membayangkan negeri dongeng nun di balik lautan, benua biru, pepohonan anggur juga apel, barangkali sama rasa dengan milik negeriku, soal lebih manis ataupun asam manis, alam memang memiliki kehendak-Nya.

Semoga aku diberi umur cukup, untuk menjejak kakiku di sana. Sampai jumpa di negerimu kelak. Jangan lupa, sedikit waktu lagi hari ulang tahunku. Salam kasih sayang, sahabat.

 ***

Jakarta Kompasiana, Mei10, 2023.
Salam cinta saudaraku.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun