Gerakan kiri sering dipengaruhi oleh pandangan Marxisme, sosialisme, dan anarkisme, yang menekankan pada redistribusi kekayaan dan kekuasaan dari kelas yang lebih tinggi ke kelas yang lebih rendah dan penguasaan kolektif atas sumber daya ekonomi dan politik. Demonstran kiri biasanya menentang kapitalisme, imperialisme, dan neoliberalisme, serta mendukung gerakan feminisme, antirasisme, hak LGBT, hak migran, dan lingkungan.
Dalam beberapa kasus, demonstran kiri dapat menjadi kontroversial dan dikritik karena tindakan mereka yang kasar atau merusak properti. Namun, mereka berargumen bahwa tindakan ini diperlukan untuk menarik perhatian publik terhadap ketidakadilan sosial yang mereka hadapi dan menekan pemerintah untuk mengambil tindakan yang lebih konkret.
Sejarah gerakan kiri bermula pada abad ke-19, di mana Marxisme dan sosialisme muncul sebagai ideologi utama gerakan ini. Di Rusia, revolusi Bolshevik pada tahun 1917 memperlihatkan kekuatan gerakan kiri dalam menggulingkan pemerintah yang korup dan membentuk negara sosialis pertama di dunia.
Di Indonesia, gerakan kiri juga pernah mengalami masa kejayaan pada era Orde Baru. Namun, setelah kejadian G30S/PKI pada tahun 1965, gerakan ini dianggap sebagai ancaman keamanan oleh pemerintah Orde Baru dan ditekan secara keras.
Meski demikian, gerakan kiri masih terus eksis dan berkembang di berbagai belahan dunia. Mereka masih aktif dalam berbagai macam isu, seperti perlindungan lingkungan, hak buruh, dan perjuangan keadilan sosial.
Dalam era digital dan media sosial, gerakan kiri semakin mudah menyebarkan pesan mereka dan mengorganisir aksi massa. Namun, mereka juga harus berhadapan dengan berbagai tantangan, seperti penindasan dari pemerintah, serangan dari kelompok ekstremis, dan retorika negatif dari media mainstream.
Kesimpulannya, demonstran kiri jalan adalah sekelompok orang yang berjuang untuk keadilan sosial, kesetaraan, dan hak asasi manusia. Mereka menggunakan demonstrasi dan protes untuk menunjukkan ketidakpuasan mereka terhadap ketidakadilan sosial dan menekan pemerintah untuk mengambil tindakan yang lebih konkret. Meski seringkali dikritik dan ditekan, gerakan kiri masih terus eksis dan berkembang di berbagai belahan dunia.
Namun, seperti halnya dengan gerakan sosial lainnya, gerakan kiri juga tidak bebas dari kontroversi dan perdebatan internal. Ada banyak variasi dalam pandangan dan strategi yang diusung oleh kelompok-kelompok yang tergabung dalam gerakan kiri. Beberapa kelompok cenderung lebih radikal dan militan, sedangkan yang lainnya lebih moderat dan menggunakan pendekatan dialog dan negosiasi.
Selain itu, gerakan kiri juga sering menghadapi tantangan dalam mempertahankan kesatuan dan solidaritas di dalam gerakan mereka. Perbedaan pandangan dan perpecahan internal dapat melemahkan gerakan kiri dan mengurangi pengaruhnya dalam memperjuangkan perubahan sosial.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa gerakan kiri telah berkontribusi dalam memperjuangkan perubahan sosial dan memperjuangkan hak-hak yang sebelumnya diabaikan atau diremehkan. Gerakan kiri telah memainkan peran penting dalam perjuangan untuk kesetaraan gender, hak-hak LGBT, dan lingkungan hidup.
Gerakan kiri juga telah membantu memperkuat kesadaran kelas dan menantang struktur sosial yang tidak adil. Misalnya, gerakan kiri di AS memainkan peran penting dalam menggalang dukungan untuk program-program sosial dan perlindungan karyawan.
Kesimpulannya, gerakan kiri jalan adalah gerakan sosial yang berjuang untuk keadilan sosial, kesetaraan, dan hak asasi manusia. Gerakan ini berjuang melalui demonstrasi, protes, dan tindakan lainnya untuk menekan pemerintah dan mengubah kebijakan yang tidak adil. Walaupun gerakan kiri menghadapi banyak tantangan dan perdebatan internal, mereka tetap memainkan peran penting dalam memperjuangkan hak-hak yang sebelumnya diabaikan atau diremehkan.