Cerita ini telah digorang-goreng menjadi banyak kemasan, tapi yang paling membuat saya terkesan tetap versi yang pertama kali saya baca: Nasrudin Hoja, tokoh yang miskin, lugu dan bodohnya ampun-ampunan. Kurang lebih begini ceritanya: dikisahkan pada suatu malam gulita, Nasrudin Hoja terlihat sedang membungkuk-bungkuk di bawah terangnya lampu jalanan.
KEMBALI KE ARTIKEL