Meski terbilang masih belia, Vivi Samodro – yang lahir di Jakarta, 28 Juni 1976, tak kurang sudah terlibat dalam 11 film layar lebar, 2 sinetron TVRI, dan 1 film serial video. Usia 4, Vivi (begitu ia biasa dipanggil) diajak main di Neraca Kasih sebagai Yessy Gusman kecil, meski tak jadi. Setahun sebelumnya, ia telah jadi model sampul Majalah Keluarga Ayahbunda. Pada 1984 barulah ia betulan main di Perceraian arahan Hasmanan. Saat itu, “Saya masih malu. Belum bisa apa-apa,” ungkap siswi kelas 1 SMA 3 Jakarta yang pengagum aktris Widyawati itu. Sapai kini pun, Vivi – bungsu dari lima bersaudara (cewek semua) pasangan Berliana – Samodro masih tetap malu. Ketika ditawari main sebagai Yuli dalam Pengantin Remaja II garapan sutradara kawakan, Wim Umboh, ia mengajukan syarat. “Kalau ada adegan ciumannya, saya nggak mau ikut!” tandas fan berat Bon Jovi ini. Tentu saja ada sebabnya, kenapa ia bersikap begitu. Yang jelas, samapai sekarang Vivi mengaku belum punya pacar. Kendati tak sedikit cowok yang datang ke rumahnya, hati Vivi belum bergeming. Memang cowok idelanya seperti apa sih? Berikut obrolan Hai dengan Vivi, termasuk komentarnya terhadap cewek yang berdandan ke sekolah:
Gimana ceritanya hingga kamu jadi pemeran utama Pengantin Remaja II?
Sudah lama juga saya dihubungi. Sejak sebelum ujian akhir kelas 3 SMP. Tapi mama rada keberatan kalau saat itu saya langsung syuting. Soalnya, saya kan masih kecil. Belum remaja betulan. Kalau mau ya, setelah saya lulus SMP. Ternyata mereka (sutradara dan produser) memang menginginkan saya jadi bintangnya. Permintaan mama dan saya dipenuhi.
Kamu sendiri sudah siap?
Terus terang ini pengalaman baru. Ini untuk kedua kali saya memerankan tokoh remaja atau dewasa, apalgi peran utama. (Peran Vivi bukan sebagai anak-anak lainnya di Buah Terlarang II atau mungkin judulnya diganti jadi Ketika Senyummu Hadir yang meski sudah rampung tapi belum diputar di bioskop, Red). Biasanya kan jadi anak-anak terus. Pas saya baca skenarionya, aduh…mengerikan gitu deh. Ada adegan pacarannya.
Kok ngeri?
Saya kan belum pernah mengalami (pacaran), jadi, ya, belum ngerti. Apalagi ada adegan ciumannya segala.
Terus?
Saya minta hapus adegan (ciuman) itu. Saya secara mental belum siap. Saya bilang sama Om Wim, kalau ada adegan itu saya nggak mau ikut main. Om Wim juga ngotot, ‘Harus ada,’ katanya. Saya tetap nggak mau. Akhirnya Om Wim janji dan saya percaya kepadanya. Sudah. Akhirnya adegan itu jadi adegan cium pipi aja. Hi…hi…hi. (Vivi tertawa sambil ditahan).
Ada yang kamu korbankan untuk film ini?
Yaaah, waktu liburan panjang kemarin seluruhnya dipakai buat syuting. Karena syutingnya sudah jalan sejak saya masih ujian akhir (waktu itu ia masih duduk di kelas 3 SMP Asisi Jakarta - Red). Tapi saya ikut syutingnya – berlangsung di Jakarta, Bandung, Lembang – sejak liburan sampai dua hari menjelang masuk SMA, termasuk menyelesaikan dubbing.
Dibanding film-film kamu sebelumnya?
Adegannya sulit-sulit. Saya nggak bisa main-main, mesti menghayati betul-betul. Sebetulnya saya ingin nonton Pengantin Remaja yang pertama (diperankan Sophan Sophiaan – Widyawati, Red), buat bahan perbandingan. Tapi nggak dapat.
Kapan Pengantin Remaja II diputar di bioskop-bioskop?
Belum tahu. Yang jelas saat ini lagi digarap di luar negeri untuk proses akhir. Mungkin diputar setelah ikut dalam FFI tahun ini.
Kamu berharap dapat Piala Citra?
Wah masih jauh tuh!
Kamu merasakan kehidupan bintang film itu glamor?
Biasa aja tuh buat saya. Kalau di sekolah ya saya merasa seperti pelajar-pelajar lainnya. Nggak semua bintang film glamor kok.
Terus menurut kamu gimana, kalau ada pelajar cewek yang ke sekolah berdandan segala?
Aduh susah nih jawabnya, pertanyaannya kayak ulangan aja. Hi…hi…hi. Gimana, ya. Eh nggak apa-apa sih. Itu hak mereka. Tapi ngapain sih pakai-pakai make-up segala ke sekolah. Nggak bener deh. Mestinya kan kalu mau cari perhatian nggak perlu cara begitu. Kalau ke sekolah ya untuk belajar. Bukan untuk itu. Gitu aja.
Kamu sendiri gimana?
Oaling-paling Cuma bedakan aja.
Segitu aja sudah banyak cowok yang naksir kamu kan?
Enak aja. Seperti sudah saya bilang tadi, saya belum punya cowok kok.
Ah masak sih! Memang cowok yang jadi idaman kamu seperti apa?
Ya yang saya suka dong! Syaratnya: yang baik, lucu, dan cuek.
Sudah ketemu…
Belum tuh. Cariin dong!
Enak aja, memangya biro jodoh! Kalau begitu malam minggu kamu isi apa?
Pergi sama teman-teman. Nonton, makan-makan, terus jalan muter-muter (dengan mobil, tentunya). Atau kalau lagi mau di rumah aja, saya ngobrol bareng kakak-kakak dan mama. Ya sudah, Cuma itu kok. Tapi saya merasa asyik tuh! (Abi)
Sumber: Majalah Hai 35/XV/27 Agustus 1991