Hari ini para pecinta sepak bola negeri ini harus merasakan kekecewan kembali lantaran timnas senior Indonesia harus menelan kekalahan yang cukup besar, ya...Indonesia harus kalah 0 - 4 dari philipina di ajang AFF 2014. Kekalahan melawan philipina ini adalah kekalahan pertama di ajang ini yang sebelumnya Indonesia hanya berhasil menahan imbang si tuan rumah Vietnam dengan skor 2-2. Indonesia yang di arsiteki Alfred Riedl, kali ini bermain dengan gaya yang sangat berbeda dengan AFF 2010 silam. Kali ini sang arsitek nampaknya lebih sering menerapkan umpan langsung ke depan dengan target man Sergio vandijk, berharap sang target man bisa memberikan bola pantul kepada Boaz ataupun zulham. Sebenarnya strategi ini juga sudah digunakan saat melawan syiriah (uji coba) dan hasilnya Indonesia kalah 0 - 2. Strategi ini pun kembali digunakan saat menantang tuan rumah Vietnam dan Kali ini beruntung Indonesia bisa menahan imbang Vietnam dengan skor akhir 2 - 2. Namun yang disayangkan dan menjadi pertanyaan adalah mengapa Riedl juga menerapkan strategi yang sama saat melawan Philipina yang sebenarnya secara kualitas jauh dibawah Syiriah maupun Vietnam. Indonesia tidak memainkan bola - bola pendek dan mengandalkan kecepatan seperti di AFF edisi 2010. Firman utina mengatakan permainan buruk tim nya tak lepas dari pengaruh kompetisi yang padat yang menyebabkan kurangnya persiapan tim nya di ajang AFF kali ini.
Mari lupakan pelatih, pemain, bahkan strategi di atas lapangan. Jika memang Indonesia akhirnya harus gagal di ajang AFF 2014, tugas kita tidak boleh berhenti sampai disini. Mari bebenah, Menurut saya ada beberapa hal yang patut diperhatikan dalam membentuk sebuah tim nasional.
- Tentukan Gaya main yang memang cocok untuk Indonesia, long pass kah atau sort pass kah atau seperti apa. tentukan untuk semua usia timnas. Jadi kita memiliki gaya main yang sama di tiap jenjang timnas dan memiliki ciri khas Indonesia.
- Pilih pelatih yang benar - benar mengerti tipe pemain Indonesia.
- Jangan dengan mudah memecat pelatih, berikan waktu dengan leluasa kepada pelatih yang menangani timnas. Jangan sebentar - sebentar ganti pelatih.
KEMBALI KE ARTIKEL