Saya sebagai TKW di Hongkong saat ini juga jadi saya sedikit tahu persoalan yang ada apa yg membuat kedua pihak saling membela diri. Acara sudah tersusun rapi, sudah booking tiket pesawat, sudsh booking gedung dan sound system, berita hadirnya ustadz Solmed sudah tersebar, penyediaan geber, dan lain sebagainya. Tiba tiba pihak Solmed mengajukan syarat tidak boleh menjual karcis / mungut infak dari jamaah yg hadir, dan itu jelas memberatkan Thariqul Jannah dalam pembiayaan event tersebut. pertanyaannya siapa yang mengcover biaya event itu???. Solmed ngomong di media jika ada sponsor yang membantu. Perlu di ketahui ini acara atas ide dakwah Thariqul Jannah jd perusahaan itu cuma membantu seiklasnya dan tidak semua berbentuk uang.
Dalam wawancara di TVone Solmed dan pimpinan Thariqul Jannah Alih Kholifah berserta tokoh lainnya. Solmed mengkalkulasi uang infak yang ratusan juta itu larinya kemana?. Kemudian di jawaban bu Khalifah via sambunhan telephone belum fokus sudah di putus oleh moderator TVone.
Menurut saya Solmed memang ada indikasi meminta jatah yang tinggi sebab kalkulasinya Solmed uang infak akan terkumpul 150 an juta. Sungguh kalkulasi yang naif dan lucu, acara belum di laksanakan sudah ngitung duit, kok tidak mikir jika gedung cuma muat 500 orang ada dua sesi jika perkarcis infaknya 60 HKD, apakah ketemu ratusan juta?? Bagaimana jika yang hadir kurang dari 500 orang darimana dapat rstusan juta??.
Kalau Solmed membuat acara mandiri dakwah ke Hk, di tangani sendiri di biayai sendiri bolehlah Solmed ambil semua infak yang di peroleh. Masalahnya ini acara atas idenya TKW yang tetgabung di Thariqul Jannah dan Solmed di undang sebagai penyiram rohani. Jadi apakah wajar jika Solmed mengkalkulasi dana yg terkumpul di event tersebut??.Thariqul Jannah punya pengurus dan pembukuan dari event sebelumnya diketahui sisa infak di sumbangkan ke anak yatim piatu, pembangunan masjid.
Saya menilai ustad Solmed terlalu percaya diri melontarkan tuduhan tuduhan yang miring ke TKW, terlalu zuudhon. Kalau dia merasa di dzalimi bukankah doa orang yg di dzalimi itu pasti di kabulkan Allah SWT mengapa ia malah ngomong yang menyakiti TKW? Lupa berdoa?. Dia merasa di manfaatkan katanya, sebagai ustadz yg profesional kok alangkah baiknya tunaikan saja kesepakatan awal dan bila kemudian mendapatkan hasil evaluasi yang merugikan nama besarnya. Barulah tentukan sikap untuk tidak dakwah di Hongkong atau bikin kesepakstan bersama.
Berdasarkan surat terbuka Rihanu Aliffah kepada Solmed, sangatlah jelas untuk di pahami bagaimana penyelenggaraan acara di Hongkong itu semua pakai uang "no free lunch".
Tidak mau dikatakan udtadz matre atau pasang tarip tapi jika fakta di media persoalannya bermula dari sejumlah uang, saya tak mau menyebut nominalnya sebab nominal yang di beritskan sudah simpang siur dari pernyataan Khalifah di youtube. Berapapun jumlahnya tidak merubah sebab mengapa Solmed tidak jadi dakwah di Hongkong.
HK, 23 August 2013