Insiden Jumat (25/1) malam
di Terminal 23 TKI asal Indramayu, yang bekerja di Taiwan dan ditolong Financial Planner Ligwina Hananto. Bermula saat petugas BNP2TKI bernama Alex memaksa TKI untuk melapor, dengan menarik kerah baju seorang TKI laki laki. Ligwina yang melihat itu menolong TKI, tapi sang petugas BNP2TKI malah
memelototi Ligwina dan menyebut
jangan sok pahlawan (di kutip dari Detik.com).
Yang menarik dari Insiden ini mengenai Konfirmasi Jumnur Hidayat Kepala BNP2TKI yang mengatakan insiden tersebut hanya salah paham dan dilakukan untuk patuh aturan.
Cerita Buruk TKI serupa ini kerap bergulir dari hari ke hari namun memang dari pihak TKI sendiri yang sebagian malas berurusan dengan petugas menjadikan TKI memilih mengalah yang penting bisa cepat sampai rumah dan becanda dengan keluarga.
Dari insiden buruk diatas jelas di ketahui umum namun tindak lanjut dari BNP2TKI juga hanya sebuah kalimat "kesalahpahaman dan sudah memerinthkan ke pegawainya untuk tidak main paksa mendata TKI". Mudah sekali bukan penyelesaiannya?. Padahal menarik krah baju TKI dan mengatakan jangan sok pahlawan ke Ligwina itu merupakan bentuk Arogansi dan sebuah pelayanan kotor. Saya jadi tak mengerti apa yang ada di otak para petugas Bandara itu mengenai TKI yang pulang ke tanah air, Penjahatkah?. koruptorkah?.
Kalau tujuannya mendata TKI mengapa tidak bekerja sama dengan Imigrasi saja, Kalau memang harus BNP2TKI sendiri yang harus mendata, mengapa harus tarik krah baju?. Seharusnya tuh para petugas harus tahu keadaan Bandara LN yg di miliki negara maju yang tulus melayani public, melebarkan senyumnya meskipun berhadapan dengan TKI tetap memudahkanTKI jadi lebih cepat pulang sampai Tujuan. Saya pernah ke China dari HK dan proses kedatangan saya Di China mudah, saya bisa satu terminal dengan warga negara lainnya.