Hmm... mulai darimana ya? Saya juga bingung harus mulai darimana karena terlalu banyak yang bisa diceritain. Tapi mungkin kalau diceritain semua akan nyampur sama sisi emosional saya ketika baca buku ini, hehe... maklum deh, suka kelewat melankolis. Oke... [caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="Buku "][/caption] Buku ini pertama kali diterbitkan tahun 1997 oleh Insistpress, Yogyakarta. Kemudian kembali dicetak oleh Penerbit Buku Kompas pada Mei 2013. Buku ini juga udah ada versi Inggrisnya, dengan judul
Jungle School. Hmm... sebenarnya saya sudah lama tau mengenai Sokola Rimba ini semenjak kuliah. Yah, berhubung jurusan kuliah saya sama dengan tema kegiatan ini. Memang kegiatan. Sokola Rimba ini bisa dibilang merupakan upaya pendidikan untuk Masyarakat Rimba di Bukit Dua Belas, Jambi. Saya juga awalnya tau cuma sekelebat doang, dan enggak tertarik. Sampai suatu ketika ada seminar yang diselenggarakan Palawa Unpad, temanya Perempuan dan Petualangan. Salah satu pembicara nya, ya, Butet Manurung ini. Entahlah, di seminar kali ini Butet bercerita lebih gamblang, ketimbang waktu saya ketemu beliau di Pembukaan Inisiasi (semacam ospek jurusan gitu) beberapa tahun yang lalu. Lalu saya memutuskan untuk beli bukunya di seminar kali itu. Hehe... Ke makan omongan yak gue :p. Buku ini bercerita tentang perjalanan Butet Manurung di komunitas Orang Rimba. Kala itu beliau merupakan staf pengajar dari sebuah LSM konservasi di daerah Jambi. Butet menjelaskan awalnya fokus utama upaya literasi (baca-tulis-hitung) kepada Orang Rimba adalah bagian dari upaya konservasi hutan Bukit Dua Belas. Saya suka cara ceritanya, tidak berusaha untuk terlihat intelek, dan itu segar sekali. Diceritakan awalnya beliau sampai di hutan, kehidupan dihutan, sampai pada pemikiran-pemikirannya tentang hakikat pendidikan untuk Orang Rimba yang sebenarnya. Butet Manurung mengutip kata-kata Parsudi Suparlan tentang pendidikan untuk masyarakat adat,
"Mengubah dan mengarahkan kehidupan suatu masyarakat tidak mungkin berhasil jika mereka tidak mersakan keuntungan dari perubahan tersebut" -- Parsudi Suparlan
KEMBALI KE ARTIKEL