banyak orang yang ingin bersuara namun jabatan, status dan golongan membatasi. banyak ide tapi bukan pejabat. yang pejabat terkurung kekerdilan pikir. hingga rumah aspirasi di galakan. apa gunanya cabang dan ranting perwakilan.
lalu kini tulisan menangis. meratap karena budaya bangsa jauh dari baca. diam terkurung berjuta tanya. siapa yang bisa berrkata-kata yang kaya akan makna. buka sebatas retorika semata. adakah yang ingin berkata dengan lantang
"Biar tulisan yang ngomong deh! biar tak ada kemacetan akibat demo!"