Saya mulai merokok kira-kira berumur 20 tahunan, saya lupa bagaimana awalnya. Yang saya ingat Bapak saya adalah perokok. Waktu kecil kalau dimarahi Ibu, saya akan mematung dekat dinding sambil mencorat-coret dinding dengan pensil dan menggambar wajah perempuan dengan bulu mata tebal dan taring sebagai simbol perempuan jahat, itu saya lakukan sebagai pelampiasan kekesalan atau kesedihan saya karena telah diomelin Ibu. Kalau sudah mematung dekat dinding favorit itu saya bisa berdiri disana lama sekali sambil tangan mencoreti dinding. Saya tidak akan bergerak atau pindah ke tempat lain sebelum ada yang menghibur . Pikir saya waktu itu gengsi masak sudah ngambek berdiri disana kok harus menyerah kalah . Ibu akan berteriak-teriak dari dapur .
"Biarkan saja menjadi patung didekat dinding favoritnya, jangan ditolong"
Ibu memang keras mendidik sejak kecil. Makanya setelah dewasa saya adalah tipe perempuan lembut berhati keras . Pokoknya saya sejak kecil sudah keras kepala dan tidak mau didikte oleh siapapun pun ibu saya!.
Nah disaat genting seperti itu bapak adalah dewa penolong saya atau kadang om dan bulek menolong kalau pas mereka ada . Setelah itu biasanya saya dihibur , diajak main atau di kitik-kitik biar saya cekikikan lagi. Tetapi bapak mempunyai cara jitu yang membikin saya senang yaitu saya disuruh ke warung membeli rokok , nanti uang kembaliannya diberikan ke saya, tentu saja anak kecil senang mendapat uang jajan tambahan.
Nah setelah usia duapuluhan saya merasakan bekerja sendiri di Singapore , memenuhi kebutuhan sendiri dan suami saya perokok berat. Ya sudah akhirnya saya terbawa kedunia perokok. Tiada hari tanpa asap rokok, favorit saya adalah Sam*****a hijau masih family dengan merek rokoknya bu Susi , kalau beliau warna merah saya warna hijau.
Ribut-ribut soal bungkus rokok yg ditaruh gambar menakutkan di Indonesia baru-baru ini ternyata sudah lama sekali terjadi di Singapore beberapa tahun yang lalu, tetapi saya sudah lupa tahun berapa Singapore menerapkan nya. Saya akan menutup gambar "yang tidak manusiawi" itu dengan korek api sebelum nya. Cara praktis dan jitu .
Kerja stress di Kantor saya lari ke rokok , disempatkan keluar ruangan kalau ingin merokok. Enak kalau kerja di kantor kecil tinggal buka pintu lari ke halaman. Tetapi susah kalau kerja di perusahaan besar di tingkat 30 misalnya, harus naik turun lift dan itu yang membuat saya tersiksa. Saya sempat menolak perusahaan yang mau mengambil saya sebagai pegawai gara-gara saya tidak bisa ijin keluar merokok. Padahal kalau banyak persoalan di kantor hanya rokok yang bisa mendinginkan kepala saya, rasanya ada kenikmatan tersendiri dan itu menyelesaikan masalah. Lucu sekali ya?.
Teman-teman wanita saya tidak ada yang merokok, jadi kalau arisan Ibu-Ibu Indonesia mereka semua pada ngerumpi , bergosip dan cekikikan. Saya cukup merokok di luar di balkon atau di depan pagar . Kadang saya malah ngerokok bareng dengan suami-suami mereka diluar , sedang bininya pada ngerumpi di dalam rumah. Itulah saya sesungguhnya.
Sampai pada suatu hari saya merasakan napas ngos-ngosan waktu jogging, napas serasa sesak. Rokok mulai saya kurangi dan sempat berhenti, tetapi perjuangan itu tidak mudah. Apalagi diterpa badai perkawinan gagal 2 x. Patah hati, sakit hati dikhianati, ditinggalkan teman, difitnah dll. Dalam hati saya berpikir hanya rokoklah teman sejati saya yang tidak akan menghianati. Saya kembali merokok lagi.
Saya suka makanan sehat , olahraga joging teratur tetapi mengapa merokok? tidak matching bukan?. Akhirnya saya berusaha yoga dan meditasi kalau keinginan merokok itu datang. Saya sempat putus nyambung dengan rokok ini. Berkali-kali saya tekankan ke teman kalau saya sudah berhenti merokok, tetapi biasanya hanya berlangsung seminggu atau 2 minggu, setelah itu saya kebingungan lagi mencari rokok!. Rokok menenangkan saya dikala saya ingin marah,memberi harapan dikala saya gundah dan rokok adalah teman setia.
Sampai pada suatu hari saya berkesimpulan , hanya kedamaian dan ketenangan hakiki yang alami, natural dan bukan artificial yang bisa menyembuhkan ketergantungan pada rokok. Buat apa saya koar-koar berhenti merokok kalau hanya berlangsung 2 minggu dan hati tidak damai?. Untuk itu saya ingin berdamai dengan hati dan keadaan sekeliling saya. Saya tetap melakukan meditasi dan mencari kedamaian hati . Mengihlaskan semua, memberi maaf kepada semuanya yang telah menyakiti dan welas asih kepada sesama.
Mencari kedamaian dengan kembali kepada Tuhan adalah cara termudah , tetapi apakah semua manusia bisa melakukannya?. Saya telah mencobanya. Ada masanya saya merasa dekat sekali dengan Tuhan, tetapi ada masanya saya jauh sekali dengan Tuhan. Dimana damai itu yang saya cari?. Rokok masih terus mengepul.
Saya pindah Jerman tahun 2012 berharap kedamaian itu disana karena ada sepasang mata abu-abu dan tangan tegap yang siap menopang kerapuhan saya. Saya menemukan kedamaian dimatanya dan saya suka itu. Hari-hari pertama saya tersiksa musim salju datang lama sekali , saya harus merokok diluar rumah dengan sepatu boot, jaket tebal 2 rangkap, stocking dua , penutup kepala dan kaos tangan . Menyalakan rokok susahnya seperti membikin artikel HL di Kompasiana. Berkali-kali saya coba tetapi api mati terkena sambaran angin dan salju. Walau akhirnya berhasil menyulut rokok tetapi keasyikan dan kenikmatan merokok tidak saya dapatkan lagi malah kesengsaraan yang saya dapatkan diterpa kedinginan yang hebat!. Saya mencoba berhenti merokok karena tidak tahan kedinginan di luar.
Kadang saya menyerah dengan salju , tetapi rokok masih saya cari kalau damai itu hilang lagi. Saya kangen pulang ke Singapore karena disana masih ada sisa-sisa jejak saya yang jelas. Dan sekali lagi saya bersekutu dengan rokok itu lagi walaupun saya telah mencoba 3 bulan tanpanya.
Si mata abu-abu membelikan saya E-Cigarrete dengan maksud mengurangi ketergantungan akan nikotin dari rokok asli. Saya terima uluran tangannya karena saya yakin dia mencintai saya apa adanya dan itu buktinya. 6 bulan lebih saya mensugesti diri sendiri dengan E-Cigarette , walaupun ada pro dan kontra tentang ini saya cuek saja yang penting saya tidak mencari-cari rokok betulan itu lagi dan perasaan seperti itu penting sekali untuk maju ke tahap berikutnya.
Pada suatu hari saya kehabisan liquid rokok E-Cigarrete , rokok sudah saya charge kenapa nggak ngepul juga?. Akhirnya dengan sisa liquid yang ada saya masih bisa mempergunakannya walaupun cuman sebentar. Si dia menawarkan bantuan untuk order online tetapi saya katakan please jangan order lagi, biarkan saya tersiksa dengan E-Cigarette yang hidup segan mati tak mau karena cuma keluar asap sebentar setelah itu mati , kemudian saya harus mencoba ngecharge lagi atau mengganti dengan sisa-sisa liquid lainnya. Saya lakukan ini dengan sadar supaya tahu betapa repotnya dan mensugesti diri keapa hidup kok dibuat repot? daripada susah-susah dan pusing-pusing memikirkan E-Cigarret kenapa tidak melakukan hal lainnya?. Saya capek sendiri dan putus asa, ingin rasanya lari ke Supermarket dan membeli sebungkus rokok!.
Horeeee saya berhasil ! akhirnya lupa dengan E-Cigarrete yang setengah mati setengah hidup itu. Saya juga tidak mencari rokok betulan lagi sehabis sarapan atau sehabis makan seperti kebiasaan dulu. Saya bangga itu.
Tetapi saya sudah bilang hanya kedamaian yang bisa menjauhkan saya dari rokok. Karena saya tahu siapa diri saya . kalau damai itu hilang saya akan mencari teman setia saya lagi. Itu pernah berlangsung pada suatu hari , entahlah saya marah besar dengan si mata abu-abu si dia yang tidak mengerti . Benar-benar marah besar dan saya segera mencari teman setia itu lagi! Saya kalah setelah sekian lama berhenti berkawan dengannya!.
"Leave me alone " kataku kepadanya .
"Iam sorry Liebling" jawabnya
Si dia si mata abu-abu segera tahu dan menyadarinya, karena dirinya adalah kunci semuanya karena dirinya adalah kedamaian saya. Saya memaafkan dan dia berjanji untuk menjadi kawan baik saya yang setia kapanpun dan dimanapu saya memerlukannya. kalau sudah begitu apakah saya memerlukan Sam***na hijau atau E-Cigarrete lagi? no way! janji adalah janji mesti ditepati.
Liebling = Darling