Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana Pilihan

Horor Singkat Tercekat #43

10 Desember 2015   22:50 Diperbarui: 10 Desember 2015   22:54 600 10
“Saya ga nyaranin lho mas buat masuk ke ruangan itu?” larangku serius. “Ah, ra popo dik. Aku wani gur gelap ngene…” jawab mas Dimas ketika masuk ke dalam ruangan. Ruangannya gelap. Bau apak menyeruak. Seperti sudah tahunan kamar ini tidak pernah dibuka. “Dulu ruang ini kanggo opo to dik?” tanya mas Dimas. “Dengar-dengar ini kamar buat pesugihan mas. Kata bi Tinah sih gitu” jawabku sambil memandang langit-langit gelap ruang ini. Lama mas Dimas tidak menjawab. Aku yakin ia tadi ada di depanku. “Mas… mas Dimas?” ku tinggikan suara. Senyap. “Mas, jangan main-main lho mas..??” suaraku mulai cemas. “Dik..dik Heri..? Kamu ngapain di dalam sana?” Suara mas Dimas bergema dari pintu yang kami masuki tadi. “Mas..mas…??!” ku panggil mas Dimas. Berdegup kencang hatiku. Ku dengar suara mas Dimas dari luar pintu. Redup lampu membimbing jalanku keluar. Tapi ruang ini terasa panjang. Yang ku tahu, aku tidak pernah sampai ke pintu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun