Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Artikel Utama

Tips Agar Anak Tidak Rewel Selama Perjalanan

4 Januari 2015   07:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:51 519 0


Liburan saya bersama keluarga hampir berakhir. Beberapa tempat wisata sudah kami kunjungi selama hampir dua minggu ini. Syukurlah selama kunjungan singkat saya dan keluarga kecil saya, putri saya jarang rewel. Bahkan saat perjalanan berangkat ke Jakarta menggunakan kereta api. Ini adalah perjalanan panjang pertama putri saya yang baru berusia 2,5 tahun, dan menggunakan kereta api. Perjalanan Solo-Jakarta dengan kereta api hampir memakan waktu 10 jam. Dan selama di dalam kereta, putri kami menikmati perjalanannya.

Juga, selama perjalanan ke rumah saudara dan tempat wisata, putri kami tidak begitu rewel selama perjalanan. Berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Taman Ade Irma Suryani (Taman Topi), dan Pantai Anyer saat liburan anak sekolah dan tahun baru, tentunya pengunjung ramai dan lalulintas kesana sangat padat. Senyaman apapun mobil yang kita naiki, jika anak rewel pasti tidaklah mengasyikkan. Walau objek wisata cukup ramai dan lalin padat, syukur sekali putri kecil kami malah menikmati kunjungannya.

Bagi orangtua yang memiliki anak kecil seperti saya memang butuh tenaga dan fokus ekstra saat jalan-jalan. Apalagi jika perjalanannya jauh dan lama. Menjaga anak agar tetap senang dan anteng dalam perjalanan hanya salah satu 'tugas' kita. Belum lagi bagaimana agar anak tidak rewel selama di objek wisata. Pun, memastikan anak kita juga menikmati kunjungannya selama di objek wisata. Dan berikut tips-tips buat orangtua agar anak kita tidak rewel saat perjalanan jauh. Dan juga agar anak menikmati kunjungannya.

1. Jauh hari, orangtualah yang harus menyiapkan 'mentalnya' terlebih dahulu

Inilah yang saya dan istri saya persiapkan untuk perjalanan liburan bersama ini, mental kami berdua. Tentunya selain menyiapkan kesehatan kami berdua, mental kami harus fokus dan konsisten. Orangtualah yang bertindak sebagai 'navigator' mental anak. Ketika kedua orangtua, ayah dan bunda, tidak 'klik' mentalnya anak bisa saja rewel dan kebingungan. Anak tidak mau melihat kedua orangtua yang berbeda sifat dan perilakunya saat ia dalam perjalanan. Dirumah yang nyaman dan tenang, ayah adalah pribadi yang periang dan sabar. Namun ketika di perjalanan yang lama dan macet, bisa saja ayah memiliki perangai yang emosional.

Memang sulit menjaga mental, jika orangtua juga lelah dalam perjalanan. Fokus terbelah antara menjaga anak agar tetap senang dan tidak rewel selama dalam perjalanan. Oleh sebab itu, jauh hari komunikasikan semua hal yang mungkin menjadi hambatan selama perjalanan dengan pasangan. Dan selalu fokus agar diri bisa sabar dan menjadi pribadi yang menyenangkan selama perjalanan. Mensyukuri perjalanan walau macet, padat atau cuaca yang tidak mendukung. Semua adalah pernak-pernik perjalanan untuk kita kenang bersama dengan anak kita nantinya.

2. Jauh hari juga, kenalkan anak dengan tempat tujuan

Ini yang jauh hari kami sebagai orangtua selalu komunikasikan dengan anak. Yaitu berusaha dengan sederhana dan sabar menjelaskan tempat-tempat tujuan yang ingin dituju. Dan ingat, selalu miliki rencana pasti selama liburan keluarga. Terutama bagi keluarga yang memiliki anak kecil seperti kami, perencanaan dan komunikasi dengan anak menjadi kunci. Tentunya juga menjaga kesehatan anak sebelum dan selama perjalanan. Memberitahu anak arah, moda transportasi, dan tempat yang akan disinggahi adalah cara pula agar anak fokus dalam perjalanan.

Saya dan istri, mungkin sudah sekitar 2 bulan sebelum liburan ini menjalin komunikasi dengan anak. Anak kami beritahukan kemana kita akan pergi. Dengan menggunakan moda transportasi apa. Dan tempat-tempat yang akan kami kunjungi. Semuanya kita obrolkan saat kami berkumpul menghabiskan quality time bersama. Dengan begini, anak akan merasa dilibatkan dalam perjalanan. Anak bukan seperti, maaf, bagasi yang kita bawa-bawa selama perjalanan. Walau mungkin masih kecil, ia merupakan pribadi unik dan perlu diberikan pemahaman. Kemana, dimana, dan dengan apa atau siapa mereka pergi.

3. Selama perjalanan, kenalkan anak dengan apa yang ada disekitarnya

Setelah mental orangtua siap dan anak dilibatkan dalam merencanakan perjalanan, ini juga yang harus dilakukan orangtua. Selama perjalanan, kenalkan anak dengan semua hal yang ada. Banyak saya lihat, orangtua cenderung mendiamkan anaknya. Ada pula yang mengalihkan fokus anak selama perjalanan, dengan memberi gadget. Ada pula di tempat wisata, orangtua buru-buru ke satu wahana permainan lalu ke wahana yang lain. Mereka berharap menyenangkan anak. Betapa perjalanan akan menjadi tergesa kurang berkesan. Mungkin pula anak menjadi rewel. Karena tidak hadirnya 'hati' orangtua selama hadir. Dan anak cenderung menjadi objek bukan subjek selama perjalanan.

Kenalkan anak dengan apa yang mereka lihat. Apa saja yang mereka lewati selama perjalanan. Siapa saja yang mereka temui selama perjalanan. Putri saya dalam perjalanan kereta apinya, selalu bertanya ini-itu. Dan dengan sabar dan telaten, saya dan istri selalu menjelaskan. Ada baiknya tidak membohongi anak dengan apa yang ada selama perjalanan. Misalnya, kalau ia tidak mau tidur nanti ditangkep polisi. Ini merupakan pernyataan absurd dan bohong adanya. Atau malah mendiamkan anak selama perjalanan. Hal yang mungkin bagi anak akan menjadi 'bad memory'. Yaitu, perjalanan jauh sama dengan ayah-bunda akan mendiamkan saya.

4. Siapkan makanan dan snack secukupnya

Mungkin bagi sebagian orangtua, membawa banyak makanan atau snack berguna agar anaknya tidak rewel. Saat ia mengantuk dan mulai rewel, orangtua mengiming-imingi anak agar tenang dengan coklat. Mungkin ia akan tidak jadi rewel. Tapi untuk berapa lama? Lalu setiap ia rewel haruskah orangtua terus memberikan susu atau snack. Tidak. Bawalah makanan atau snack secukupnya saja. Jangan sampai anak memahami perjalanan sebagai 'pesta' dia untuk bisa terus jajan. Karena di rumah ia jarang jajan atau membeli snack. Walau orantua mungkin mampu membeli snack apapun, namun perjalanan jauh bukan berarti anak bebas jajan.

Berhemat dan lebih menikmati perjalanan, itu yang kami berdua terapkan pada putri kecil kami. Jajan ada waktu dan tempatnya. Dan selama perjalanan, saya juga membawa snack favorit putri saya. Tapi jumlahnya sama seperti yang biasa kami beli di rumah. Kakeknya pun sempat kaget saat putri kami hanya mengambil 1 bungkus coklat di Alfamart. Padahal namanya kakek yang sayang cucu, ia hendak membelikan beberapa bungkus coklat yang sama. Karena saya pun selama perjalanan, tidak terlalu ingin membelikan snack atau makanan macam-macam. Secukupnya saja dan tetap konsisten menjadi orangtua yang sama, baik di rumah maupun dalam perjalanan.

Walau tentunya banyak pula pernak-pernik perilaku dan hambatan orangtua selama perjalanan, konsistensi dan komunikasi yang baik adalah kuncinya. Setiap orangtua mungkin menghadapi perjalanan dan rewelnya anak yang berbeda. Tetap konsisten dan menjaga komunikasi supaya kondisi hati bersama tetap fokus dan menyenangkan. Semoga tips saya bermanfaat.

Salam,

Tangerang 04 Januari 2015

12:50 am

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun