Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Horor Singkat Tercekat #17

9 Januari 2015   05:45 Diperbarui: 7 Maret 2016   13:49 208 6
Kupandangi wajah suamiku yang tidur lelap lewat tengah malam ini. Wajahnya seolah menggambarkan sebuah ketenangan batin. Tidak pernah memahami kesulitan rumah tangga kami. Gajinya sebagai buruh pabrik sendal, tidak mencukupi pengeluaran keluarga kami. Dua anak yang berusia 8 dan 3 tahun, kami pertahankan. Namun kini mereka telah tiada. Dua-duanya saya racun. Meratap sambil menangis sedih. Ku kecup kening suamiku. Kecupanku adalah perpisahanku sebelum ku minum racun yang sudah ku genggam ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun