Pernah kuungkapkan dalam suatu tulisan bahwa merasa itu bisa bermakna mengalami apa yang dapat dirasakan oleh fisik.  Bisa merasa,  juga berarti mampu merespons bisikan hati nurani melalui indera dan garizah-intuisi ilahiah dalam diri kita. Memahami makna keduanya bagai mengerti peran agung kebenaran nilai indriyah (logika/penalaran pikiran/sistem syaraf otak). Sekaligus memahami kemuliaan fungsi tak terperikan dari  garizah-intuisi ilahiah (nilai-nilai fithriyah) yang hidup (bangun atau terlelap) selaras dalam diri umat manusia.
KEMBALI KE ARTIKEL