Sebagaimana kita ketahui bersama, beberapa waktu yang lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui menteri Nadiem Anwar Makarim mewacanakan suatu kebijakan yang disebut merdeka belajar. Kebijakan ini, bagi Nadiem sendiri adalah sebuah fasilitator sekaligus perantara baik bagi mahasiswa-dosen dan murid-guru. Kebijakan ini sendiri dilatarbelakangi oleh permasalahan klasik di dunia pendidikan kita, dimana semua anak dan murid mendapatkan perlakuan dan kurikulum pendidikan yang sama meskipun memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda. Hal ini membuat sekolah tak ubahnya sebagai pencetak robot-robot penghafal yang pada akhirnya teralienasi oleh sistem pendidikan itu sendiri, sistem pendidikan yang harusnya mencetak pemuda-pemudi inspiratif dan inovatif, malah pada akhirnya hanya mencetak lulusan yang kaku karena terbebani oleh adanya cacat dalam regulasi birokrasi pendidikan negeri ini. Dengan adanya kebijakan merdeka belajar ini, diharapkan kurikulum terbaru dapat memfasilitasi murid dan mahasiswa untuk dapat menerapkan kebebasan berekspresi dan berinovasi sehingga pada kemudian hari dapat tercipta generasi yang unggul, inovatif, serta progresifÂ
KEMBALI KE ARTIKEL