Saya membayangkan seorang penulis, duduk di meja kecilnya, menatap halaman kosong yang menunggu untuk diisi. Halaman itu adalah padang gurun yang tak ramah, ruang kosong yang menuntut makna dari kekacauan. Kita cenderung percaya bahwa menulis adalah tentang inspirasi, tentang momen-momen
epifani yang datang secepat angin laut di sore hari.
KEMBALI KE ARTIKEL