Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

2012 Bersama Misteri tentang Mereka

28 Desember 2012   03:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:55 360 3

Kemarin adalah Sejarah.

Hari ini adalah Anugrah.

Esok adalah misteri.

Dan bagiku, 2012 ini adalah misteri terbesar. Banyak hal yang tak terduga terjadi di tahun 2012. Ini tentang hidupku yang mengenal mereka. Mereka pun ku sebut sebagai misteri. Sebab, mereka datang tanpa ku bayangkan sebelumnya. Mereka yang bersahabat, mereka yang tersenyum hangat, dan mereka yang berbagi ilmu.

Tanpa menulis pasti sebuah resolusi untuk tahun 2012, aku mendapatkan sendiri resolusi. Pertengahan tahun menjadi moment yang tak pernah bisa dilupakan. Dari Kompasiana lah aku mengenal perubahan aktifitasku. Kompasiana pun salah satu misteri, sebab aku tak pernah tahu tentang website warga ini jika bukan karena tugas kuliah. Terima kasih pak dosen ku, yang memberikan informasi. Mungkin hanya saya yang melanjutkan aktifitas (aktif) di kompasiana, selebihnya mereka hadir menulis untuk mengisi nilai mata kuliah jurnalisme online saja.

Kompasiana memberi semangat saya menulis kembali, tanpa ada suruhan tugas dari dosen. Meskipun hanya sebatas ‘catatan harian’. Ada rasa penasaran ketika saya melihat sebuah ajakan bergabung di grub fiksi facebook. Grup itu bernama Fiksiana Community, awalnya saya menjadi Silent Reader untuk mengetahui aktifitas yang ada didalamnya. Ternyata menarik! Akhirnya pun ikut bercengkrama bersama.

Dari Fiksianalah, saya mengenal Mereka yang ku sebut misteri juga. Ya, mereka yang berkenan berbagi ilmu fiksi. Saat saya bergabung di Fiksiana, kurang lebih anggotanya masih 200an tapi sekarang sudah 1000an. Wow. Mereka yang menjadi misteri adalah Sedot Wc Tralala, Bunda Selsa Rengganis, Mba Ajeng Leodita, Mas Bowo Bagus, Fahmi Idris, Granito Ibrahim, Agoes Kojiro dan yang lainnya. Terlebih misteri itu menjadi nyata saat saya bisa bertatap langsung dengan Mereka. Saya ingat betul ‘mereka’ yang saya temui ini pertama kali adalah Mas Bowo Bagus dan Mas Peran Sabeth. Dibawah rindangnya pohon beringin Pakualaman Yogyakarta kami bertemu, berbincang meski saya sedikit kaku.

Setelah pertemuan itu, saya menjadi akrab dengan Mas Bowo Bagus. Ia pun misteri bagi saya, karena ternyata menambah teman sama dengan menambah ilmu. Darinya saya belajar banyak tentang aplikasi Indesain dan Adobe Photoshop. Sedot Wc Tralala dengan ‘keanehan’ nya pun saya sebut sebagai misteri. Akun ini membuat saya berkerut dahi. Bunda Selsa, tidak salah saya memanggilnya Bunda karena saya merasa selalu dirangkul setiap saya berkeluh kesah. Tidak berhenti disitu saja, saya kembali akrab dengan anggota Fiksiana lainnya. Fiksiana Community adalah grup pertama saya dari Kompasiana.

Beranjak pada bulan berikutnya, saya mengenal Mereka yang lain. Dari grup baru yang ada di Kompasiana, yaitu Kampret (Kompasiana Hobi Jepret). Disini saya merasakan dunia yang baru, saya belajar tentang fotografi. Meskipun di kampus saya sudah mendapati bekal tentang foto, tetapi disini, di Kampret saya menyimak lebih dalam. Tidak ada kekakuan disini, dengan canda tawa mereka menyelipkan ilmu fotografi yang dimilikinya. Ada sebutan yang paling akrab dibaca, ketika salah satu anggota memiliki ilmu banyak dan ia merendah, yaitu ‘Ilmu Padinya keluar!’. Ya begitulah..

Dari grup ini saya mengenal dekat dengan ‘mereka’ yang memberi senyum hangat dan canda tawa serta pelukan kasih sayangnya. Mas Ajie Nugroho, yang kini menjadi orang yang lumayan akrab karena kebetulan satu kota. Mba Dwi, salah satu ‘mereka yang misteri’ karena ia yang jauh di luar negeri tepatnya di Hongkong bisa menjadi ‘kakak perempuan’ bagiku. Dengan kehangatan kita saling berbagi cerita, tanpa menutupi hal yang tersembunyi. Hm..mendadak ingat satu kisah, ah ya itulah saya dan mba Dwi. Mas Arif Subagor, rasanya untuk nama satu ini saya ingin berteriak kencang dengan senyum mengembang. Dia adalah misteri besar (bukan nyebutin badan ya) dihidupku, ya karena Kompasiana dan Kampret saya punya saudara baru. Mas Arif yang sering dijuluki ‘Semar’ ini memang ngayomi.

Masih ada lagi Mereka yang lain di grup ini, seperti Mas Dhave (Si Mata Ikan), Mo Yustinus (Si Kukkuk), Mas Yudi (Si Tali Kuning), Mas Merong (Si Analog), Om Harja (Si apa yaa, hehe), Mas Eka (Si gondrong yang tak lagi gondrong)dan yang lainnya. Beberapa anggota Kampret juga menjadi anggota di Fiksiana. Karena, grup bukan hanya menjadi ajang berkenalan tetapi juga belajar bersama.

Tidak hanya di Grup saja, saya pun mendapati misteri lain dari berkenalan di dunia maya. Salah satunya Mba Kanaya Aiy, dialah kompasianer yang pada akhirnya berbisnis bersama dengan saya. Karena dia saya mengenal untung rugi dalam dunia jualan. Bang Rey Prameshwara, kompasianer yang mendadak kopdar di Yogyakarta terlama dengan saya. Ia telah membagi ilmu puisinya dengan kehangatan (juga) dan ilmu hidup yang membuat saya menghela nafas.

Kompasiana pun menggelar sebuah kopdar akbar pada perayaan ulang tahunnya, yaitu Kompasianival. Karena rasa antusias saya, saya pun nekat pergi sendiri ke Jakarta. Kota yang tak pernah saya injak sebelumnya, yang saya tau tentang kemacetan dan banjirnya. Ya, di Kompasianival ini juga saya berteman akrab dengan Mereka yang masih maya, hingga akhirnya menjadi nyata. Berjabat tangan dan berbincang dengan orang-orang yang sebelumnya saya hanya tahu foto profilnya saja.

Dari Kompasianival ini saya pun punya cerita tersendiri tentang cinta di tahun 2012. Cerita serunya naik motor menggunakan vespa dari Bandung ke Jakarta untuk menghadiri Kompasianival. Ini cerita yang tidak pernah saya duga dan tidak bisa dibagi ke pembaca. Haha..

Ya, terima kasih 2012 untuk misteri yang ada. Mereka misteri di tahunmu, misteri yang membuat bibirku membentuk bulan sabit ketika mengingatnya. Di tahun 2013, saya hanya berharap Mereka yang telah menjadi misteri bisa tetap menemani hari-hari saya di dunia maya maupun nyata. Tetap menyemangati saya menulis sebuah fiksi, menyemangati untuk mendalami fotografi. Hingga kelak di tahun 2013, saya ingin mengamalkan apa yang saya punya dalam sebuah karya nyata. (amin)

**GeeR**

2012, saya punya nama pena!

GeeR, singkatan dari Gilang Rahmawati.

**

Bahagia itu sederhana, membelah otak mengingat bahagianya 2012.

Yogyakarta, Penghujung 2012.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun