Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Artikel Utama

Pengalaman Memahami Kategori Fotografi Jurnalistik

25 Juli 2012   05:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:39 3138 24

Fotografi jurnalistik adalah gabungan dari gambar dan kata.

Artinya, sebuah foto jurnalistik harus didukung oleh caption yang berisi penjelasan dari foto itu sendiri. Pemahaman ini saya dapati langsung dari dosen yang bersangkutan, melalui materi. Tidak hanya itu, ada sebuah kutipan menarik yang juga bisa menjadi referensi pemahaman fotografi jurnalistik.

“foto jurnalistik adalah berkisah dengan sebuah gambar, melaporkannya dengan sebuah kamera, merekamnya dalam waktu, yang seluruhnya berlangsung seketika saat suatu citra tersebut mengungkap sebuah cerita” (Henri Cartier-Bersson, pendiri agen foto terkemuka di dunia Magnum)

Sebelum mendapati pengetahuan ini, saya melihat foto jurnalistik itu berkisar soal foto “kecelakaan, kebakaran, demo, dan apapun yang berkaitan dengan peristiwa tak terduga sebut saja aktual". Sebuah keaktualitasan dari foto memang menjadi hal terpenting. Selain itu, foto jurnalistik juga dapat didefinisi dengan ciri-ciri yaitu memiliki nilai berita (5 w+ 1h), melengkapi suatu berita, dimuat dalam suatu media baik cetak ataupun online, dan disajikan secara jujur.

Kalau dalam sebuah tulisan berita harus terdapat unsur 5w+1h, maka yang perlu di perhatikan dari foto jurnalistik setidaknya mampu memuat salah satu unsur tersebut. Biasanya yang paling sering adalah unsur what.

Sebagai contoh foto dibawah ini:

Hal yang saya pelajari dalam membuat caption dari foto ini ialah, “ini merupakan dapur umum (what) yang digunakan oleh pengungsi (who) di pengungsian umbulhardjo, Cangkringan (where) saat merapi mengeluarkan abu vulkanik pada tahun 2010 (when).”

Kelemahan sebuah foto jurnalistik adalah ketika sebuah foto tidak selalu dapat menjelaskan dimana, siapa, mengapa, bagaimana, dan kapan suatu kejadian terjadi kalau tidak dilengkapi dengan caption.

Fotografi Jurnalistik secara garis besar terdapat dua kategori yang paling dikenal baik oleh pewarta ataupun masyarakat yang peka terhadap foto itu sendiri. Yakni, Spot News (hangat, aktual, terkadang tak dituntut oleh artistic dan komposisi, nilai peristiwa adalah yang terpenting)dan Feature (cerita dibalik berita, untuk kedalaman suatu peristiwa). Tapi, ternyata ada sebuah ajang tahunan kompetisi Jurnalistik yaitu World Press Photo membagi menjadi 11 kategori pada karya foto jurnalistik. Yaitu, Spot News, General News, People in The News, Potrait, Daily Life, Sport action, Sport feature, Arts and Entertainment, Science and Technology, Nature, dan Contemporary Issue.

Siapa yang menyangka, bahwa Nature pun menjadi salah satu dari kesebelas kategori tersebut. Dari hasil menangkap “pemberian” ilmu, nature disini bisa menjadi sebuah karya jurnalistik jika menceritakan sebuah wilayah yang bisa jadi memiliki nilai berita yang pantas untuk dipublish ke masyarakat. Sebagai contoh adalah foto tempat wisata yang mengangkat alam, seperti pantai, pegunungan, air terjun, dll.

Ini merupakan Danau Segaraanakan yang terdapat didalam Pulau Sempu, dikota Malang dan menjadi salah satu wisata yang masih alami, belum banyak dijamah pengunjung.

Semua keterangan yang ada ini saya bumbui dari materi yang telah saya cerna saat dibangku kuliah. Kemudian, dibawah ini saya mencoba meletakkan foto sesuai kategori, meski tidak semua yang bisa didapati.

Hampir menjadi sebuah tradisi, jika mendekati Tahun Baru paling tidak seminggu sebelum pasti sudah banyak berjejer para penjual terompet. Bahkan, terkadang kita bisa mendapati ada pedagang yang sudah menggelar dagangan sejak 2 minggu sebelum Tahun Baru. Foto dibawah ini saya kategorikan sebagai General News, dikarenakan menjadi suatu peristiwa yang direncanakan bahwa selalu disetiap tahun.

Meskipun masih 3 hari lagi perayaan Tahun Baru, tapi beberapa pedagang telah menggelar dagangannya, berupa terompet dengan berbagai bentuk disepanjang Jalan Kusumanegara, Yogyakarta.

Demo, menjadi sebuah berita yang teramat sering ada, terutama jika terjadi sebuah perubahan dipemerintah yang membuat hati masyarakat gelisah. Peristiwa ini kemudian saya abadikan dan memasukkannya pada kategori People in The News, terutama pada foto dibawah ini. dikarenakan, mereka yang melakukan teaterikal adalah objek utama yang menyimpan daya tarik perhatian saya.

Para pendemo melakukan teaterikal didepan Bundaran Besar di kota Palangka Raya, ada yang berperan menjadi aparat, pengusaha, dan juga petani. Aksi ini dilakukan untuk menuntut permasalahan lahan Sawit.

Tinggal disekitaran hamparan sawah, membuat saya terinspirasi. Melihat mereka beraktifitas setiap hari, membajak sawah, menata bibit padi, bahkan memanen. Menjadi pemandangan yang menyenangkan, melihat aktifitas warga yang kesehariannya di sawah. Nah, menjadi kunci penting “aktifitas sehari-hari”, kemudian saya abadikan salah seorang petani yang sedang mencangkul. Karena, ini memang aktifitas sehari-hari mereka, sehingga saya memasukkan foto ini pada kategori Daily Life. Meski, kategori ini menitikberatkan pada “perbedaan” di aktiftiasnya.

Petani di daerah Wates, Yogyakarta sudah sibuk menyuburkan lahan mereka kembali, setelah kemarin memanen hasil bersama.

Mari memotret sesuatu yang berbau seni, dan ternyata bisa menjadi salah satu stock untuk tema fotografi jurnalistik. Karena seni itu juga menjadi salah satu nilai berita, sebuah karya foto dengan mengangkat “Art and Entertainment” bisa menunjang sebuah berita. Kita bisa mengisahkan bagaimana indahnya sebuah tarian, cantiknya penari, dan eloknya gerakan mereka. Tapi, jika tanpa sebuah foto mungkin keindahan, kecantikan, dan keelokan itu akan sama saja. Dibawah ini, salah satu yang saya miliki. Tidak terlalu menonjol sebenarnya foto ini, tetapi cerita dibalik foto ini menarik (silahkan baca caption).

Selepas menampilkan tarian pada peringatan 17 agustus di Gedung Tambun Bungai Palangkaraya, dengan mengangkat tema Nuqiu Merdeka, mereka yang berdiri ini adalah para wanita yang sudah berumur diatas 40, masih cantik dan anggun dalam menari.

Berhubung saat ini bulan Ramadhan, saya juga memiliki stock foto yang berkaitan. Dibawah ini adalah anak-anak yang ikut memeriahkan pawai Ramadhan tahun lalu. Ya, hampir setiap tahun selalu diadakan pawai sebelum Ramadhan datang. Sebagai bentuk antusias menyambut Ramadhan.

Salah satu rombongan anak-anak yang ikut memeriahkan pawai Ramadhan di Bundaran Besar Kota Palangka Raya, dengan membawa pesan dan ucapan yang tertulis dipapan masing-masing. Terik matahari tak menyurutkan semangat mereka.

Ya, cukup sekian berbagi pengalaman memahami kategori “foto jurnalistik” tanpa ingin mengguri. Sekali lagi, ini hanya berbagi pengalaman, semoga bermanfaat. Intinya bagaimana kita bisa membuat foto itu bercerita sesuai faktanya.

****

Menulis untuk menerangkan sebuah foto, dan memotret untuk memperindah tulisan.

(Gilang Rahmawati)

***

Silahkan untuk melihat karya Kampret lainnya (WPC Fotografi Jurnalistik)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun