Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Cahaya di Tengah Senja

24 Juli 2024   12:26 Diperbarui: 24 Juli 2024   12:28 18 1
Di sebuah desa kecil yang tenang dan damai, hiduplah seorang pemuda bernama Arif. Arif dikenal sebagai seorang yang rajin beribadah dan selalu membantu sesama. Meski hidup dalam kesederhanaan, hatinya selalu penuh dengan rasa syukur.

Suatu hari, menjelang senja, Arif sedang berjalan menuju masjid untuk menunaikan salat Maghrib. Langit berwarna oranye kemerahan, memberikan suasana damai yang selalu dirindukan. Dalam perjalanan, ia melihat seorang pria tua yang tampak kebingungan di pinggir jalan.

"Pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Arif dengan lembut.

Pria tua itu, dengan mata yang penuh kesedihan, berkata, "Anakku, aku tersesat. Aku datang dari desa seberang untuk mencari cucuku, tapi aku tak tahu arah pulang."

Arif mengajak pria tua itu duduk di bangku taman dekat masjid. "Jangan khawatir, Pak. Setelah salat Maghrib, saya akan bantu Bapak mencari jalan pulang."

Setelah salat, Arif kembali menemui pria tua itu. Mereka berbicara panjang lebar. Ternyata, pria tua tersebut adalah seorang yang sangat dihormati di desanya. Namun, karena usia yang semakin renta, ia sering lupa arah.

Malam itu, Arif memutuskan untuk membawa pria tua itu ke rumahnya. "Malam ini Bapak istirahat di rumah saya dulu. Besok pagi, kita cari jalan pulang bersama."

Pria tua itu tersenyum haru. "Terima kasih, anakku. Kau sungguh baik hati."

Di rumah, Arif dan pria tua itu berbicara lebih banyak tentang kehidupan dan agama. Arif bercerita bagaimana ia selalu merasa tenang dan damai saat beribadah, dan pria tua itu mengangguk setuju.

"Kebaikanmu ini adalah cerminan dari imanmu," kata pria tua itu. "Ingatlah, dalam setiap langkah hidup, Allah selalu bersama kita."

Keesokan paginya, Arif mengantar pria tua itu ke desanya. Sesampainya di sana, pria tua itu disambut dengan penuh kehangatan oleh keluarganya. Mereka berterima kasih kepada Arif atas kebaikan hatinya.

Sebelum Arif pergi, pria tua itu berkata, "Ingatlah, anakku, kebaikan yang kau tanam hari ini akan menjadi cahaya di hari esok. Teruslah berbuat baik, karena kebaikan adalah jembatan menuju surga."

Arif tersenyum dan menjawab, "Insya Allah, Pak. Saya akan selalu mengingat pesan Bapak."

Arif pulang dengan hati yang penuh kebahagiaan. Ia merasa semakin yakin bahwa kebaikan dan iman adalah dua hal yang akan selalu membimbingnya dalam hidup. Di setiap senja yang ia lalui, ia selalu melihat cahaya yang mengingatkannya akan pesan pria tua itu: kebaikan adalah jembatan menuju surga.

**Tamat.**

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun