Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Asal Mula Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

19 Oktober 2013   23:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:18 2938 1
Bertemakan judul diatas pasti kita semua tahu bahwa semboyan tersebut sudah tidak asing lagi di telinga warga Indonesia khususnya para orang tua kita yang pernah mengalami suasana pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Bila membaca tema yang disampaikan yaitu Etika Daerah, Dulu dan Masa Kini, serta Pembentukan Jati Diri Bangsa terdapat sebuah  makna. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI (2007:  136),  pembentukan‘  berarti proses, cara, perbuatan membentuk;  sedangkan  'pembentuk' berarti  orang  yang  membentuk  (dalam  bermacammacam  arti);  alat  atau  sesuatu  yang  digunakan  untuk  membentuk.

Sejak Negara Republik Indonesia ini merdeka, para pendiri bangsa mencantumkan kalimat ―Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan  pada lambang negara Garuda Pancasila yang diambil dalam falsafah yang sejak Jaman Kerajaan Majapahit, juga menjadi motto pemersatu Nusantara Yang diikrarkan Oleh Patih Gajah Mada dalam Kakawin Sotasoma, Karya Empu Tantular yang berisi sebagai berikut:

Rwāneka dhātu winuwus wara Buddha Wiśwa,

bhinnêki rakwa ring apan kěna parwanosěn,

mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal,

bhinnêka tunggal ika tan hana dharmma mangrwa (Pupuh 139: 5)

Yang diterjemahkan sebagai berikut:

Konon dikatakan bahwa Wujud Buddha dan Siwa itu berbeda. Mereka memang berbeda. Namun, bagaimana kita bisa mengenali perbedaannya dalam selintas pandang? Karena kebenaran yang diajarkan Buddha dan Siwa itu sesungguhnya satu jua.  Mereka memang berbeda-beda, namun hakikatnya sama. Karena tidak ada kebenaran yang mendua. (Bhineka Tunggal ika tan Hana Dharma Mangrwa)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun