Ketika hari itu telah tiba, semua seakan-akan diberhentikan dari rutinitas kesehariannya secara tersadar tanpa intervensi dari pihak mana pun. Seolah itu merupakan ibadah wajib yang jika ditinggalkan akan menimbulkan dosa. Mahasiswa, karyawan, pemuda, pensiunan, petani, wanita, janda, duda, jomblo, dan pelbagai kalangan lainnya rasa-rasanya tak pernah sanggup menanggung dosa itu. Mereka menamakan hari sakral itu dengan; Persib Day!
KEMBALI KE ARTIKEL