Diam seribu waktu tanpa hitung
Tak ada payung, berlian mata terbendung dalam kantung
Sedih hati terperosok ke dalam curamnya palung
Menanti mustahilnya suaramu tanpa ujung
Kuusap gambar senyummu mengambang diatas kertas
Sebuah harta karun pelipur rindu tanpa batas
Niat pembunuhan diri kian memanas
Sayang hati tak sanggup dan kian melemas
Tinggallah aku seonggok diri seperti sampah begitu ngenes
Gila, adalah kata penggambaran diri yang kini kurasa pantas
Meja yang kacau semakin kacau diterangi lampu yang temarau
Menopang berat rindu diatas fotomu layaknya pulau
Tenggorokanku semakin meracau dengan suara parau
Berpadu ramainya detik jam tengah malam yang terus memantau
Tak ada yang mampu menghalau, sedih dalam tangis meraung dalam galau