Tapi apakah sosok-sosok individulis dan autis yang inikah yang kelak bisa diamanati sebuah pangkat oleh masyarakat untuk mengayomi,melayani dan melindungi masyarakat? Mungkin dalam pekerjaan non pelayanan Masyarakat, sikap-sikap seperti itu tidak bermasalah, tapi pekerjaan yang melayani khalayak banyak seperti Polisi, sikap peduli kepada lingkungan sekitar jelas sangat diperlukan.
Coba anda bayangkan, apabila seorang Babinkamtibmas di lingkungan kelurahan anda, tidak pernah muncul sambang atau interaksi dengan warganya? Kemana anda bisa mengeluh atau konsultasi tentang gangguan keamanan yang terjadi di sekitar anda?
Seorang personil kepolisian, telah didoktrin semenjak dari pendidikan agar jangan bersikap Apatis. Radius 500 meter dari tempat tinggal seorang Polisi, wajib mengenal apa, siapa, dimana dan bagaimana situasi keadaanya. Mungkin sikap G U ( Gila urusan) atau Kepo kurang disukai orang saat ini. Tapi profesi seorang Polisi mengharuskan seperti itu, selama dalam konteks positif untuk mendukung terciptanya situasi yang aman, tenang, nyaman dan terkendali.
Tidak benar, seorang abdi Masyarakat seperti anggota kepolisian bersikap masa bodoh, malas bergaul bahkan cenderung ekslusif dalam kehidupanya. 1 x 24 jam tanpa libur adalkah nasib jadi seorang Polisi, karena bagaimanapun kejahatan tidak mengenal hari libur.
Sikap tidak apatis ini tidak hanya ditunjukan bagi fungsi Binmas saja, apapun fungsinya baik Intel, reserse, samapta bahkan Brimob tidak diperkenankan bersikap demikian. Ini maklum karena resiko menjadi Polisi berarti harus berhadapa dengan masyarakat sebagai tuanya yang diabdi.
Jayalah Polriku