Hai, apa kabar teman lama?
Sudah jera?
Seraya telapaknya melumuri ku dengan madu hingga rayu
Dengan api surga yang menggerayangi akal ku, hingga hangus terberangus dinanak dengus
Sungai anggur di neraka yang lengket menjilat-jilat, mencari tubuh dekil untuk segera dibenamkan, di perut arusnya
Yang apabila kamu ditelan dan dimuntahkan, bau seumur hidupmu niscaya sepertinya
Biar anggur itu dari Eden, namun busuk bukan kepalang
Aku tetap mabuk dan terbang
menyerah dan kalah
Pada setiap jengkal tubuh seorang dosa yang gairah
Aku lengah
Pada selaksa lidah seorang dosa yang mendesah
Aku pasrah
Pada incian rupa seorang dosa yang indah
Aku menyembah
Menyimpuh lewat lutut yang bernanah
Dipanah tepat di titik lemah
Sudah jera?
Lagi, ia bertanya
Lalu berlalu, mencuri sungging ku
Gerimis Jakarta, 2019
gijenal