Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Konstelasi Kehidupan

11 Juli 2011   07:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:46 64 0



Surya perlahan terlelap

Kedalam horison menyelinap

Silau tak lagi mengacau

Sepasang mata yang galau

Belai bayu telah luruh

Iba pada tulang rapuh

Suara telah lupa

Siapa sosok telinga

Zenith hanya terdiam

Nadir kian melegam

Dunia penuh dusta

Perlahan Karam tak bersisa

Tiap-tiap nama

Mulai mengenakan topengnya

Tak pernah searah

Antara hati dan langkah

Seakan telah sejati

Berdiri tanpa nurani

Hidup begitu fana

Seperti tak mengenal makna

Namun sungguh Tuhan

Benar Maha Rahman

DiciptakanNya keajaiban

Di sisi awan-awan

Perlahan hadir dan menemani

Kilau-kilau kecil gagah berani

Laksana lentera perkasa

Menguatkan setiap asa

Menjadi warna-warni

Awan nebula di sanubari

Saling menyapa

Antar hati yang masih hampa

Seiring detik melangkah

Konstelasi tersusun indah

Tergambar Lukisan-lukisan sayup

Menguatkan hati yang gugup

Mengenalkan ketulusan

Melupakan kedustaan

Menghapuskan air mata

Memunculkan senyum bahagia

Mengajarkan apa itu cinta

Kepada hati yang buta

Menjadi klimaks cerita

Di bola langit gulita

Konstelasi itu akan terpatri

Jauh di lubuk hati

Tak kan pernah terhapus masa

Hingga ruh di raga menuju surga

Tertanda aku

Untuk setiap orang yang mengindahkan hidupku :)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun