Penulis teringat cerita sang kawan beberapa hari lalu. Gara-gara tayangan pemilu, dua orang tetangganya nyaris adu jotos. Kok bisa? Pemicunya ternyata berita televisi yang menyudutkan salah satu calon presiden (capres). Yang satu tidak terima, pihak lainnya malah bersuka cita. Terjadilah adu mulut yang hampir berakhir dengan adu tinju. Maklum, kedua pihak yang terlibat ketegangan itu masing-masing pendukung berat dua kontestan yang tengah bertarung pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Nah, Kalau sudah begini, siapa yang seharusnya bertanggungjawab? Telunjuk rasanya pantas diarahkan kepada media (baca : televisi). Dalam liputan pemilu akhir-akhir ini, media seringkali mengabaikan prinsip cover both side (berita berimbang) dan konten beritanya cenderung provokatif.