Mungkin tematik judul di atas adalah antitesis dari dunia profesional yang banyak berlaku di lingkungan kita di tengah derasnya arus modernitas dan semakin berlomba-lombanya manusia untuk menggapai tingkatan profesi setinggi-tingginya. Mungkin pula ini semacam fenomena arus balik dari sebuah mainstream populer kebudayaan materialistik kita. Dan boleh jadi, hal ini pula merupakan inisiatif kebangkitan kembali sebuah gerakan moral untuk menumbuhkan kembali tradisi-tradisi luhur nenek moyang tentang kebersamaan, gotong-royong dan suatu sikap “nriman” dan tidak melampiaskan dorongan nafsu duniawinya, ideologi sumeleh, atau semacam lilahilataala. Suatu gerakan akan cita-cita mulia yang tentunya wajib di dukung bersama dari kita yang masih mendambakan kerukunan, kebersamaan dan indahnya keguyuban yang semakin hari semakin luntur dari kehidupan kita.