Apalagi, dalam kurikulum 2013 ini diterapkan penilaian autentik, sehingga instrumen penilaian yang digunakan untuk melakukan asesmen pada setiap ranah baik sikap, pengetahuan dan ketrampilan menjadi sangat banyak. Penilian ranah ketrampilan misalnya, bisa meliputi unjuk kerja, produk, proyek, portofolio.
Praktik peniaian tersebut dapat memberatkan peserta didik, bayangkan saja bila dari 8 mata pelajaran yang diikuti masing-masing meminta 3 karya untuk portofolionya, bukankah itu berarti peserta didik harus membuat 24 karya ?. Belum lagi kegiatan untuk persiapan mengikuti ulangan harian, ulangan tengah semester, ujian akhir semester, dan ekstra kurikuler pramuka (wajib).
Salah satu solusi dari permasalahan diatas adalah dengan melakukan "Pembelajaran Kolaboratif antar Mata Pelajaran", misalnya materi Revolusi Hijau di gunakan untuk pembelajaran bersama untuk mata pelajaran Sejarah, Biologi dan Bahasa Indonesia (bisa jadi Bahasa Inggris), sehingga sebuah karya peserta didik mengenai resensi buku atau literatur tentang revolusi hijau dapat digunakan sebagai dokumen portofolio pada mata pelajaran Sejarah, Biologi dan Bahasa Indonesia.
Pelaksanaan pembelajaran kolaboratif tersebut dapat terlaksana dengan baik jika beberapa guru yang akan melakukan pembelajaran kolaboratif tderlebih dahulu membuat analisis kompetensi lintas mapel dan membuat rancangan pembelajaran beserta rancangan penilaian yang disepakati bersama.
Tulisan ini adalah tugas Diklat Online PPPPTK Matematika