kau dengan senapan keangkuhan
memberondong tanpa belas kasihan
rakyatpun rebah dengan darah mengalir
dan seketika air matapun mengalir dari anak negri
hai kau tak merasakah tuan
bahwa yang hempaskan adalah saudara setanah air
tak terperihkah hati tuan setelah melihat mereka tumbang berserakan
demi apakah tuan melakukan ini
demi negrikah?
Atau demi segelincir orang yang dengan kantong tebalnya?
Ingatkah tuan peluruh yang telah kau tumpahkan pada tanggal 24 desember itu tuan
dari pajak rakyat
ingatlah gaji tuan juga dari hasil keringat rakyat
tak berpikirkah tuan?
Nasi telah jadi bubur
darah sdh mengalir
korban sdh berjatuhan
dan ada yang tewas tuan ada yg tewas
tolong tuan jgn ulangi lagi
cukup sdh
jangan alirkan darah lagi......
(In'@rt-X/VIII;26 Desember 2011)