Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Meningkatkan Rasa Percaya Diri dengan Bimbingan Kelompok

29 Desember 2022   00:30 Diperbarui: 29 Desember 2022   00:33 504 3

Menurut Hakim (2005:6), dalam Jurnal Bimbingan Konseling, 5 (3), rasa percaya diri merupakan suatu keyakinan terhadap segala aspek yang dimiliki dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidup. 

Jadi orang yang percaya diri memiliki rasa optimis dengan kelebihan yang dimiliki dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kemudian, Lauster  (2012:4) mengungkapkan bahwa kepercayaan  diri merupakan  suatu  sikap  atau  keyakinan  atas  kemampuan diri  sendiri,  sehingga  dalam  tindakan-tindakannya  tidak terlalu  cemas,  merasa  bebas  untuk  melakukan  hal -hal yang  sesuai  keinginan  dan  tanggung  jawab  atas perbuatannya,  sopan  dalam  berinteraksi  dengan  orang lain,  memiliki  dorongan  prestasi  serta  dapat  mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka rasa Percaya Diri adalah keyakinan atas kemampuan yang kita miliki, sehingga dalam melakukan suatu tindakan, kita mampu menanganani atau menjalaninya dengan tenang dan yakin. 

Rasa percaya diri sangat penting untuk dimiliki setiap orang, karena dengan memiliki rasa percaya diri kita dapat menjalani aktifitas dengan baik, dengan penuh tanggung jawab atas apa yang kita lakukan. Selain itu, dalam lingkup sosial, jika kita memiliki rasa Percaya diri yang baik, maka akan mempermudah kita berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain.

Masih banyak kita jumpai permasalahan kurangnya rasa percaya diri yang dimiliki oleh siswa. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi atau dapat menghambat potensi dan prestasi yang dimilikinya. 

Selain itu, dalam proses kegiatan belajar mengajar, siswa yang kurang atau tidak percaya diri, biasanya akan mengalami kesulitan untuk mengikuti proses tersebut. 

Dalam pergaulan di kelas, siswa yang kurang percaya diri akan mengalami kesulitan, karena beberapa hal yang dia rasa membuat dirinya kurang yakin untuk bisa berteman atau bergaul dengan yang lain.

Beberapa ahli mengemukakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri, Menurut Lauster (2012) kepercayaan diri terbentuk melalui kondisi fisik, cita-cita, sikap hati-hati, dan pengalaman hidup. 

Sedangkan menurut Santrock (2003) faktor yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri yaitu penampilan fisik, konsep diri, hubungan dengan orang tua, dan hubungan dengan teman sebaya.

Dari kedua pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor percaya diri dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Seperti misalnya penghargaan diri atau perasaan dibutuhkan oleh orang lain, pengalaman keberhasilan atau kegagalan yang pernah dialami, atau kondisi fisik yang dimiliki, merupakan faktor internal. 

Sedangkan faktor eksternal, seperti penilaian dan harapan dari orang tua terhadap anak, lingkungan sekolah, dan pengakuan dari teman sebaya. 

Selain beberapa hal tersebut, ada juga faktor yang dipengaruhi karena khayalan dari diri sendiri yang berlebihan, atau pengalaman di masa lalu yang mungkin sangat berkesan sehingga dapat mempengaruhi rasa percaya diri yang dimiliki seseorang.

Melihat permasalahan ini, salah satu upaya yang dapat diberikan guru BK adalah memberikan layanan terhadap siswa tersbut berupa bimbingan kelompok, atau mungkin yang selanjutnya bisa diteruskan dengan konseling kelompok jika permasalahan belum terselaikan. 

Hal ini juga dapat melibatkan pihak-pihak lain, atau dapat terjalin kerjasama dengan pihak lain, seperti dengan guru mata pelajaran, teman kelas dan dengan pihak terkait lainnya.

Seperti pendapat yang disampaikan oleh Justine Howard (2010) salah satu tokoh psikologi di Open University/Mc Graw Hill dalam jurnalnya tentang "Game Techniques in improving the understanding, planning and practicing self-confidence" artinya; Teknik permainan dalam meningkatkan pemahaman, perencanaan dan melatih kepercayaan diri, mengatakan bahwa kepercayaan diri pada siswa dapat ditingkatkan melalui permainan, karena melalui permainan akan dapat membentuk sebuah dinamika kelompok yang efektif. Untuk membuat suatu dinamika kelompok, maka perlu adanya suatu proses bimbingan kelompok, karena dalam bimbingan kelompok nantinya akan terjadi proses yang akan dilewati.

Setelah bimbingan kelompok diberikan, namun permasalahan siswa masih belum teratasi, maka perlu dilakukan pendalaman akar permasalahan yang dialami siswa. 

Dalam hal ini bisa dilakukan tindakan lanjutan yaitu berupa layanan konseling kelompok atau jika lebih mengerucut lagi, maka bisa dilakukan konseling individu. Seperti hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Kurnanto, M.E., dan Putriani, P. (2020), yaitu dalam hal ini peneliti memberikan treatment berupa Layanan Konseling Kelompok dengan Pendekatan Kognitif Behavioral untuk meningkatkan kepercayaan diri bagi warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak (LPKA) II B Sungai raya.

Dalam pemberian layanan bimbingan kelompok, guru BK selayaknya dapat memberikan layanan dengan proses yang menyenangkan. Karena bimbingan kelompok sendiri, di dalamnya tidak hanya berisi anak-anak yang bermasalah saja, namun didalamnya ada anak yang justru memiliki rasa percaya diri yang baik. 

Hal ini dilakukan agar dalam proses pemberian layanan, guru BK dapat membuat suatu dinamika, yaitu misalnya dapat dilakukan sebagai contoh atau siswa yang  memiliki percaya diri yang baik dapat membantu guru BK untuk secara tidak langsung memberikan pematik atau pemancing materi. Karena, jika di dalam kelompok hanya berisi siswa yang bermaslah, maka  dapat disebut dengan konseling kelompok.

Proses layanan bimbingan kelompok dapat diisi dengan permainan yang berhubungan dengan tema yang dibahas, yaitu tentang percaya diri. Seperti menggunakan permainan "Si Buta menggambar", dalam permainan ini salah satu siswa diminta untuk menggambar dengan mata tertutup, dan juga dengan arahan dari teman satu kelompoknya. 

Dari permainan ini, kita dapat mengambil banyak pelajaran, seperti siswa dilatih dan dicoba untuk menilai seberapa dia yakin dan percaya dengan kempuan dirinya dalam menggambar dengan mata tertutup, dan juga dapat melatih kepercayaan diri terhadap teman yang lain memberikan arahan secara bergantian.

Dari permainan tersebut, diharapkan dapat terjadi suatu dinamika dan interaksi satu sama lain. Karena, dalam layanan ini guru BK memfasilitasi dan memimpin kelompok agar dapat terjadi kelompok yang aktif, yaitu dengan cara memberikan kesempatan kepada seluruh anggota kelompok untuk bisa berpendapat dan saling diskusi.

Rasa percaya diri sangat penting dimiliki oleh setiap orang, oleh sebab itu terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi percaya diri yang dimiliki seseorang, baik itu menjadikan orang tersebut menjadi lebih percaya diri, atau  bahkan menjadikan orang tersebut semakin kehilangan rasa percaya diri. 

Layanan bimbingan kelompok diharapkan dapat mengentaskan permasalahan percaya diri yang dimiliki siswa, dengan berbagai proses yang ada di dalamnya. 

Tergantung bagaimana guru BK dapat memfasilitasi dan  memimpin kelompok agar permasalahan tersebut dapat teratasi dengan baik. 

Namun, jika setelah dilakukan layanan bimbingan kelompok masih ada siswa yang terlihat atau memang merasa masih belum bisa teratasi permasalahannya, maka guru BK dapat mengarahkan siswa tersebut untuk melakukan layanan konseling kelompok atau konseling individu. Karena, setiap siswa memiliki faktor yang berbeda terkait rasa percaya diri.


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun