Mengapa banyak yang sungkan pada hujan saat ia menyerang dengan barbar dan penuh ingar-bingar?
Padahal ia bisa menjelma sebagai lagu yang merdu, bisa bersandingan dengan kopi panas, atau dinikmati dengan tidur seharian sampai ia benar-benar reda; kau tau?
Ya, kau tau.
Banyak sekali dari mereka yang menjadikan hujan sebagai medan perang,
Seperti tukang becak yang lelah menunggu penumpang,
Pegawai yang terlambat ke tujuan, atau tuna wisma yang mencari emper tanpa pagar.
Entahlah, barangkali semuanya benar.
Dan begitu sebaliknya.
Tapi, kau tau satu lagi bagian yang paling menjengkelkan?
"Kenangan? Atau harapan setelah ditinggalkan?" Jawabnya dengan lugu penasaran.
Ya, harapan. Karena harapan mereka ditinggalkan,
"Karena harapan, mereka mau berjuang" ujarnya kurang senang.
Dan karena harapan pula, mereka mengalami kesedihan.